kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kian melemah usai OPEC+ tunda putusan pemangkasan produksi


Selasa, 01 Desember 2020 / 10:02 WIB
Harga minyak kian melemah usai OPEC+ tunda putusan pemangkasan produksi
ILUSTRASI. harga minyak acuan masih melemah


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah tergelincir pada perdagangan hari ini di tengah kekhawatiran atas peningkatan pasokan setelah OPEC+ menunda pembicaraan tentang kebijakan produksi 2021 yang dapat memperpanjang pengurangan produksi karena pandemi virus corona terus melemahkan permintaan bahan bakar.

Selasa (1/12), pada pembukaan perdagangan untuk minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 turun 20 sen, atau 0,4% menjadi US$ 47,68 per barel. Ini terjadi setelah di sesi sebelumnya, Brent melemah lebih dari 1%.

Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Januari 2021 melemah 27 sen, atau 0,6% menjadi US$ 45,07 per barel, setelah turun 0,4% di sesi sebelumnya.

Baca Juga: OPEC+ tunda keputusan pemangkasan produksi, harga minyak mentah acuan melemah

Namun, kedua harga minyak mentah acuan ini sudah melonjak sekitar 27% sepanjang bulab November. Ini jadi kenaikan bulanan terbesar sejak Maret setelah pengembangan vaksin Covid-19 meningkatkan harapan pemulihan ekonomi yang dapat meningkatkan permintaan bahan bakar.

Katalis yang menyeret harga minyak datang setelah OPEC+ menunda pembicaraan kebijakan produksi untuk tahun depan hingga Kamis (3/12). Hal tersebut diungkap tiga sumber kepada Reuters.

Penundaan dilakukan karena pemain utama di pasar minyak mentah ini masih dalam ketidaksepakatan tentang berapa banyak minyak yang harus mereka pompakan di tengah permintaan yang lemah.

OPEC+ telah dijadwalkan untuk mengadakan pertemuannya pada hari Selasa setelah diskusi para menteri utama pada hari Minggu gagal mencapai konsensus.

"Saya curiga, pada akhirnya, OPEC+ akan memperpanjang program pengurangan produksi selama tiga bulan," kata Bob Yawger, Director of Energy Futures di Mizuho Securities. 

Tetapi kesepakatan apa pun akan membutuhkan beberapa produsen untuk menyetujui pemotongan yang lebih besar di masa depan, untuk dialokasikan ke Uni Emirat Arab (UEA) "guna keseimbangan perjanjian", tambahnya.

Sumber mengatakan UEA telah memperumit gambaran tersebut dengan mengisyaratkan akan bersedia untuk mendukung rollover pemotongan pasokan hanya jika kepatuhan anggota kelompok dengan komitmen pemotongan meningkat.

Grup ini akan mengurangi pengurangan produksi saat ini sebesar 2 juta barel per hari (bph) mulai Januari 2021. Tetapi dengan permintaan masih di bawah tekanan dari pandemi, OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pemotongan saat ini ke awal-awal bulan pertama di tahun depan.

Hal tersebut sebenarnya sudah mendapay dukungan dari pemimpin de facto OPEC Arab Saudi. 

Jajak pendapat Reuters terhadap 40 ekonom dan analis memperkirakan Brent akan rata-rata US$ 49,35 per barel tahun depan, memperkirakan bahwa harga akan mengalami masalah dalam mempertahankan reli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×