kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Kembali Panas usai OPEC+ Pangkas Produksi


Senin, 10 Oktober 2022 / 13:24 WIB
Harga Minyak Kembali Panas usai OPEC+ Pangkas Produksi


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC+ membuat harga minyak mentah kembali memanas. Bahkan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sukses kembali ke atas US$ 90 per barel.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (10/10) pukul 13.10 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2022 turun 0,9% ke level US$ 97,06 per barel. Sedangkan selama sepekan, Brent melonjak 9,22%.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2022 turun 0,8% ke US$ 91,87 per barel. Alhasil, WTI sudah melesat 9,85% di pekan ini.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan kenaikan pada harga minyak mentah dalam sepekan terakhir disebabkan oleh faktor permintaan global yang tinggi di tengah terbatasnya pasokan minyak.

"Pemangkasan 2 juta barel per hari oleh OPEC+ masih akan sangat mendukung harga minyak paling tidak dikisaran US$ 95-US$ 100," ucap Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (10/10).

Baca Juga: Harga Minyak Koreksi Tipis Setelah Melesat Belasan Persen Sepekan Lalu

Namun, harga minyak perlu mewaspadai penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kekuatiran resesi. Lukman menjelaskan, harga fundamental minyak jika tanpa intervensi dari OPEC+ sebenarnya sudah berada di kisaran US$ 80.

Menurut Lukman pasokan dan permintaan minyak mentah dunia sedikit lebih rendah dari permintaan setelah pemangkasan ini dikisarkan 99 jutaan barel per hari. Namun ia melihat peran OPEC+ masih akan sangat besar dalam menentukan produksi yang akan mempengaruhi harga.

"Sebelumnya pemangkasan, supply mencapai 101 juta barel per hari. Namun diperkirakan pemerintah AS terutamanya akan mengeluarkan cadangan strategis mereka untuk menahan kenaikan harga minyak," tuturnya.

Mengikuti kenaikan harga minyak mentah, harga batubara sangat berkorelasi, namun harga gas alam dan batubara belakangan ini yang menurun justru bisa menahan kenaikan harga minyak mentah

Lukman memperkirakan harga minyak dalam jangka dekat akan di area US$ 95 dan di akhir tahun di level US$ 100 -US$ 105 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×