kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,14   6,56   0.73%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kembali melonjak 1% usai pertemuan OPEC+ dan prospek permintaan naik


Rabu, 02 Juni 2021 / 17:34 WIB
Harga minyak kembali melonjak 1% usai pertemuan OPEC+ dan prospek permintaan naik
ILUSTRASI. Harga minyak Brent bertahan di atas US$ 70 per barel


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak mentah kembali melonjak pada perdagangan hari ini. Katalis pendukung datang dari keputusan OPEC+ yang tetap pada rencananya untuk memulihkan pasokan ke pasar secara bertahap. Sokongan bagi harga minyak bertambah karena lambatnya pembicaraan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat (AS).

Rabu (2/6) pukul 17.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 naik 84 sen atau 1,2% ke level US$ 71,09 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2021 naik 69 sen atau 1% menjadi US$ 68,41 per barel.

"Dinamika permintaan yang kuat dan kemungkinan penundaan dalam negosiasi kesepakatan nuklir Iran mendorong harga minyak di atas level US$ 70 per barel," kata Norbert Rucker, analis di bank Swiss Julius Baer.

"Kami memperkirakan harga minyak akan bergerak jauh melampaui US$ 70 per barel menjelang pertengahan tahun," lanjut Rucker.

Baca Juga: Harga minyak lanjut menguat, didorong prospek kenaikan permintaan

Berharap pada pemulihan permintaan, OPEC+ sepakat pada hari Selasa (1/6) untuk mempertahankan rencana mereka guna melakukan pelonggaran pembatasan pasokan secara bertahap hingga Juli.

Pertemuan OPEC+ hanya memakan waktu 20 menit, terpendek dalam sejarah kelompok itu, menunjukkan persatuan di antara para anggotanya dan kepercayaan mereka terhadap pemulihan pasar, kata para analis.

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan, ada pemulihan permintaan yang solid di Amerika Serikat (AS) dan China dan dia percaya bahwa laju peluncuran vaksin Covid-19 hanya dapat mengarah pada penyeimbangan kembali pasar minyak global lebih lanjut.

"Pasar optimis bahwa perjalanan musim panas yang berkembang dan pembukaan kembali ekonomi akan dengan mudah mengakomodasi peningkatan produksi OPEC+ tambahan dan bahkan kemungkinan kembalinya Iran ke pasar," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Analis juga bilang, lambatnya kemajuan pembicaraan nuklir Iran memberikan ruang bernapas bagi permintaan untuk mengejar sebelum minyak Iran kembali ke pasar.

Para diplomat mengatakan, pertemuan itu akan mengakhiri putaran pembicaraan terakhir dan menunda diskusi setidaknya selama seminggu.

Baca Juga: BPS catat inflasi Mei sebesar 0,32%, terdorong momentum Ramadan dan Lebaran

"Penundaan mendorong ancaman 2 juta barel per hari minyak (kembali ke pasar) di akhir tahun, ketika pertumbuhan ekonomi lebih lanjut harus menahan dampaknya," jelas analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo juga mengecilkan potensi gangguan ke pasar, dengan mengatakan kelompok itu mengharapkan pengembalian ekspor Iran "terjadi secara tertib dan transparan" jika dan ketika kesepakatan nuklir tercapai.

Investor juga akan mencari data persediaan mingguan dari American Petroleum Institute, yang akan dirilis pada hari Rabu, dan dari Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis.

Selanjutnya: Produksi batubara China turun, harga batubara berpotensi ke US$ 120 per metrik ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×