kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga MInyak Dunia dalam Tren Bullish, Ini Faktor Pendorongnya


Kamis, 11 April 2024 / 16:28 WIB
Harga MInyak Dunia dalam Tren Bullish, Ini Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. Harga minyak dunia dalam tren bullish. Konflik di negara-negara pemasok minyak menjadi pendorongnya.. REUTERS/Angus Mordant//File Photo


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia dalam tren bullish. Konflik di negara-negara pemasok minyak menjadi pendorongnya.

Berdasarkan Trading Economics, harga minyak WTI naik 0,36% dalam 24 jam terakhir ke US$ 86,52 per barell pada Kamis (11/4) pukul 16.00 WIB. Minyak Brent juga tercatat naik 0,38% ke US$ 90,82 per barell.

Analis PT Finex Bisnis Solusi Future Brahmantya Himawan mengatakan, saat ini harga minyak WTI dan Brent dalam jalur trend bullish yang kuat dan berada pada harga tertinggi 5 bulan sejak Oktober tahun lalu.

Hal ini terjadi karena dampak dari ketegangan geopolitik yang terjadi di negara-negara pemasok minyak yaitu, Rusia dan Timur Tengah yang dikhawatirkan akan menggangu pasokan minyak.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Terkerek Kebuntuan Perundingan di Gaza

"Serangan Israel terhadap kedutaan Iran di Suriah memperkeruh konflik dan menyebabkan potensi ekskalasi konflik meluas," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/4).

Selain itu, negara-negara yang tergabung dalam OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) masih terus mempertahankan pengurangan produksi minyaknya. Sehingga mengurangi suplai yang ada menyebabkan sentimen positif terhadap kenaikan harga minyak.

"Harga minyak mentah juga didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi di China, sebagai negara importir minyak terbesar setelah Amerika," sambungnya.

Brahmantya menilai, potensi pergerakan terdekat dari harga minyak dapat mencapai kenaikan hingga US$ 90 per barell untuk WTI semester ini. "Potensi kenaikan hingga US$ 90 atau bahkan US$ 95 per barel untuk semester ini," sebutnya.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Tipis Setelah Melesat Akibat Serangan Terbaru Israel

Namun memang, ia melihat ada potensi koreksi jangka pendek juga, mengingat Badan Informasi Energi AS melaporkan stok minyak mentah AS meningkat sebesar 3,2 juta barel. Sehingga, harga minyak WTI berpotensi koreksi sehat hingga US$ 81 per barell.

Hal itu tercermin dari pergerakan harga minyak WTI yang terkoreksi 0,10% dalam sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×