kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.685   -195,00   -1,26%
  • IDX 7.504   8,04   0,11%
  • KOMPAS100 1.166   4,61   0,40%
  • LQ45 927   -2,36   -0,25%
  • ISSI 227   1,87   0,83%
  • IDX30 478   -1,88   -0,39%
  • IDXHIDIV20 574   -2,08   -0,36%
  • IDX80 133   0,26   0,20%
  • IDXV30 142   0,64   0,46%
  • IDXQ30 160   -0,33   -0,20%

Harga Minyak Diproyeksi Terangkat Ke Level US$ 77, Cermati Sentimen Pendukungnya


Senin, 07 Oktober 2024 / 16:07 WIB
Harga Minyak Diproyeksi Terangkat Ke Level US$ 77, Cermati Sentimen Pendukungnya
ILUSTRASI. Meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah berpotensi membawa harga minyak semakin tinggi. . REUTERS/Bing Guan


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pergerakan harga minyak mentah diproyeksi akan menguat seiring meningkatnya ketegangan Timur Tengah. 

Berdasarkan Trading Economics, pada Senin (7/10) pukul 15.41 wib harga minyak WTI berada di level US$ 75.711 per barel menguat 1,75% dalam sehari dan menguat 1,78% dalam sepekan. 

Research and Development ICDX, Girta Yoga mengungkapkan harga minyak berpotensi kembali bullish didukung oleh eskalasi konflik di Timur Tengah, sinyal pemulihan sektor properti China. 

Ketegangan Timur Tengah semakin meningkat akibat aksi saling balas antara Israel dan Lebanon. Pada Senin pagi Polisi Israel melaporkan dua roket yang diluncurkan kelompok Hizbullah menghantam kota terbesar ketiga di Israel, yakni Haifa, dan lima roket lainnya menghantam Tiberias. 

"Serangan tersebut merupakan balasan atas serangan intens Israel pada hari Minggu yang menargetkan Markas Intelijen Hizbullah dan fasilitas penyimpanan senjata di pinggiran selatan Beirut, dan juga di Lebanon selatan dan daerah Beqaa," tulis Girta dalam risetnya, Jumat (7/10). 

Baca Juga: Ini Saran Ekonom Paramadina Soal Harga Minyak Global di Tengah Konflik Timur Tengah

Selain itu, Menteri Pertahanan Israel pada hari Minggu juga menyatakan semua opsi terbuka untuk pembalasan terhadap Iran.

Giri menambahkan, data terbaru mengenai ekonomi China yang menunjukkan penjualan rumah meningkat selama liburan Hari Nasional juga menjadi katalis positif bagi pergerakan harga minyak. 

Jumlah kunjungan rumah yang mencerminkan keinginan untuk membeli rumah, meningkat secara signifikan sementara penjualan rumah di banyak tempat meningkat ke level yang bervariasi.Ini mengindikasikan pemulihan di sektor properti yang dapat berkontribusi terhadap seperempat dari pendapatan fiskal negara importir minyak terbesar pertama dunia itu.

Namun harga minyak bisa melemahan dipicu oleh kekhawatiran akan perang dagang baru antara China dengan Uni Eropa.  Keputusan Komisi Eropa untuk terus menerapkan tarif hingga 45% pada kendaraan listrik buatan China mengancam akan merusak kerja sama selama puluhan tahun antara China dan UE, dan membahayakan tujuan perubahan iklim.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melemah Senin (7/10) Siang, Brent ke US$77,74 dan WTI ke US$74,18

Adapun Kementerian Perdagangan China mengecam keras rencana Komisi Eropa tersebut, dan telah mengajukan keberatan di WTO. Menurut Girta, dengan memanasnya tensi antara kedua negara tersebut berpotensi memicu perang dagang baru yang dapat mengancam pemulihan ekonomi global. 

Berdasarkan analisa ini, Girta memproyeksi harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$77 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$72 per barel.

 

Selanjutnya: Pintu Academy: Memilih Antara Trading Aktif dan Investasi Pasif

Menarik Dibaca: Manfaat Makan Buah Pepaya untuk Penderita Diabates, Cek di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×