Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis setelah kemarin menguat. Meski sempat terjun pada awal pekan, harga minyak cenderung stabil jika dibandingkan dengan pekan lalu.
Jumat (23/7) pukul 7.55 WIB, harga minyak WTI kontrak September 2021 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 71,84 per barel, melemah 0,1% dari penutupan perdagangan kemarin. Tapi dalam sepekan harga minyak WTI masih tercatat menguat 0,39%.
Sejalan, harga minyak brent kontrak September 2021 di ICE Futures melemah 0,05% ke US$ 73,75 per barel. Dalam sepekan, harga minyak acuan internasional ini masih tercatat menguat 0,22%.
"Penurunan permintaan sangat dibesar-besarkan," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago kepada Reuters. Dia mengatakan bahwa permintaan minyak tidak akan hilang sehingga pasar minyak masih cenderung ketat dari sisi permintaan dan penawaran.
Baca Juga: Harga emas merangkak naik, tapi masih melemah dalam sepekan terakhir
OPEC+ pekan ini menyetujui kesepakatan untuk meningkatkan pasokan minyak sebesar 400.000 barel per hari mulai Agustus hingga Desember. Ini adalah upaya OPEC+ untuk mendinginkan harga dan memenuhi permintaan yang meningkat.
Tetapi karena permintaan masih akan melebihi pasokan pada paruh kedua tahun ini, Morgan Stanley memperkirakan bahwa harga minyak Brent akan diperdagangkan pada US$ 75-US$ 79 per barel untuk sisa tahun 2021.
"Pada akhirnya, pemulihan PDB global kemungkinan akan tetap berada di jalurnya, data inventaris juga menopang, neraca kami menunjukkan pengetatan di paruh kedua dan kami berharap OPEC tetap kompak," ungkap Morgan Stanley.
Baca Juga: Harga minyak melanjutkan penguatan setelah melonjak lebih dari 4%
Menteri Energi Nikolai Shulginov mengatakan Rusia berpotensi memulai proses pelarangan ekspor bensin minggu depan jika harga bahan bakar di pasar domestik tetap pada level saat ini. Pernyataan tersebut menandakan pasokan minyak yang lebih ketat ke depan.
Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS), konsumen minyak utama dunia, naik tak terduga sebesar 2,1 juta barel pekan lalu menjadi 439,7 juta barel. Ini adalah kenaikan untuk pertama kalinya sejak Mei, menurut data Administrasi Informasi Energi AS.
Persediaan di pusat penyimpanan minyak mentah Cushing, Oklahoma dan titik pengiriman untuk WTI turun selama enam minggu berturut-turut dan mencapai level terendah sejak Januari 2020 pada pekan lalu. "Pasokan turun lebih lanjut sebesar 1,3 juta barel ke level terendah sejak awal tahun lalu, secara teoritis menawarkan dukungan pada kurva WTI," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates kepada Reuters.
Analis Barclays juga memperkirakan penurunan persediaan minyak global yang lebih daripada perkiraan ke tingkat pra-pandemi. Alhasil, Barclays menaikkan perkiraan kenaikan harga minyak 2021 dari prediksi sebelumnya US$ 3 menjadi US$5 per barel. Dengan revisi ini, Barclays memperkirakan rata-rata harga minyak US$ 69 per barel.
Baca Juga: Wall Street naik tiga hari beruntun, mayoritas kinerja emiten di atas prediksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News