kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Berbalik Menguat, WTI Kembali ke Atas US$ 100 Per Barel


Rabu, 11 Mei 2022 / 10:21 WIB
Harga Minyak Berbalik Menguat, WTI Kembali ke Atas US$ 100 Per Barel
ILUSTRASI. Harga minyak berbalik menguat setelah dalam dua sesi melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak berhasil menguat, menyusul penurunan 9% selama dua sesi sebelumnya. Sokongan datang dari kekhawatiran pasokan karena Uni Eropa berupaya mendapatkan dukungan untuk larangan minyak Rusia.

Rabu (11/5) pukul 10.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2022 naik US$ 1,42 atau 1,4% menjadi US$ 103,88 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Juni 2022 naik US$ 1,23 atau 1,2% ke US$ 100,99 per barel. Kedua kontrak turun lebih dari $1 pada awal perdagangan.

Harga minyak telah merosot sejalan dengan harga komoditas lainnya dan pasar saham di pekan ini. Koreksi datang di tengah kekhawatiran tentang pukulan terhadap aktivitas ekonomi dari pembatasan Covid-19 yang berkepanjangan di China dan kenaikan suku bunga yang tajam di Amerika Serikat (AS).

Namun sisi penawaran masih menghadapi tantangan.

Baca Juga: Harga Minyak Koreksi Lagi, WTI Ditutup di Bawah US$ 100 Per Barel

Uni Eropa telah mengusulkan untuk memberlakukan embargo pada minyak Rusia, tetapi pemungutan suara, yang membutuhkan dukungan dengan suara bulat, telah ditunda karena Hongaria melakukan perlawanan. Di samping itu, negara-negara Eropa lainnya telah menyuarakan keprihatinan bahwa ekonomi mereka dapat menderita jika embaro dilakukan.

Dampak embargo dapat dibatasi jika larangan dipermudah untuk meredakan kekhawatiran anggota Eropa timur, tetapi analis mengatakan harga minyak masih bisa naik lebih tinggi.

"Bahkan jika kita melihat beberapa langkah dilonggarkan, kemungkinan sanksi UE masih akan mengurangi impor UE atas minyak dan produk olahan Rusia," kata analis Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam sebuah catatan.

Menyoroti kekhawatiran pasokan, menteri energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei memperingatkan bahwa ketika permintaan bahan bakar pulih dari pandemi virus corona, OPEC+, mungkin tidak dapat memenuhi permintaan tanpa intervensi lebih lanjut.

Baca Juga: Ekonom: Momen Ramadan dan Lebaran Bisa Dorong Ekonomi Indonesia di Kuartal II-2022

Komentarnya mengikuti pernyataan Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman bahwa dunia perlu memberi perhatian tidak hanya pada pasokan minyak mentah yang ketat tetapi juga kapasitas energi yang menipis secara lebih luas.

Membatasi kenaikan harga, dolar AS bertahan di dekat level tertinggi dalam dua dekade menjelang rilis inflasi yang dapat mengisyaratkan prospek kebijakan The Fed selanjutnya. Ini membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×