kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak berbalik melemah usai OPEC+ revisi ke bawah permintaan tahun 2021


Selasa, 17 November 2020 / 20:31 WIB
Harga minyak berbalik melemah usai OPEC+ revisi ke bawah permintaan tahun 2021
ILUSTRASI. harga minyak melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak mentah berbalik melemah pada perdagangan hari ini setelah ekspektasi permintaan minyak tahun depan kembali direvisi ke bawah oleh OPEC+.

Sebelumnya, harga minyak mentah masih mendapat angin segar dari rencana OPEC+ untuk menjaga pasokan tetap ketat. Namun, pasar berbalik arah karena pengetatan pembatasan yang didorong oleh virus corona memicu kehati-hatian.

Sebelumnya, harga minyak mentah jenis Brent dan West Texas Intermediate, sempat melesat sekitar 40 sen sebelum jatuh ke zona negatif.

Selasa (17/11) pukul 20.15 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2020 turun 3 sen, menjadi US$ 43,79 per barel. Serupa, harga WTI kontrak pengiriman Desember 2020 juga melemah 5 sen ke US$ 41,29 per barel.

Baca Juga: Harga minyak naik tipis di tengah potensi perpanjangan pengurangan produksi OPEC+

"Harga minyak menikmati kenaikan sederhana pagi ini, karena antusiasme atas vaksin baru, yang tampaknya lebih efisien, telah memimpin reli harga baru," kata Head of Oil Markets Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.

"Sekarang semua mata tertuju pada kemungkinan kebocoran dari pertemuan teknis OPEC+ hari ini," tambahnya.

OPEC+, yang terdiri dari anggota OEPC dan sekutunya termasuk Rusia, mengadakan pertemuan komite menteri pada hari Selasa yang dapat merekomendasikan perubahan kuota untuk tahun depan. Ini bakal menjadi salah satu fokus yang akan diputuskan saat pertemuan semua menteri anggota OPEC+ pada 30 November dan 1 Desember.

Dalam pertemuan pendahuluan tersebut, OPEC+ telah menurunkan prospek pertumbuhan permintaan minyak untuk 2021. Dari dokumen rahasia yang dilihat oleh Reuters, untuk itu, perlu kebijakan yang lebih ketat pada produksi tahun depan.

Brent dan WTI telah meningkat lebih dari 10% dalam enam hari terakhir setelah Pfizer mengatakan vaksin Covid-19 lebih dari 90% efektif. Harga emas hitam mengalami kenaikan lebih lanjut minggu ini ketika Moderna mengatakan vaksinnya 94,5% efektif. 

"Perkembangan terkait vaksin sangat konstruktif untuk permintaan minyak dalam jangka menengah hingga panjang. Namun, untuk jangka pendek hanya sedikit berubah, dengan masih banyak kekhawatiran atas dampak permintaan dari gelombang terbaru COVID-19," kata Commodity Strategist ING, Warren Patterson.

Prospek ekonomi jangka pendek tetap kabur karena cengkeraman virus corona yang semakin kuat, dengan Swedia bergerak untuk membatasi ukuran pertemuan publik dan seorang penasihat medis Inggris menyarankan penguatan sistem pembatasan tiga tingkat ketika penguncian penuh di Inggris berakhir.

Baca Juga: Harga Minyak Melandai, Obligasi Aramco Diprediksi Menawarkan Imbal Hasil Lebih Besar

Tetapi produksi minyak mentah China pada bulan Oktober naik ke level tertinggi, mendukung pemulihan permintaan yang cepat.

"Permintaan minyak di China melebihi tingkat sebelum Covid-19 yang menunjukkan permintaan minyak tidak secara permanen terganggu," kata analis dari Bernstein Energy. 

Sementara itu, pemerintah Iran mengincar harga minyak US$ 40 per barel untuk anggarannya tahun depan, meski angka itu belum final. Diharapkan Presiden AS terpilih Joe Biden akan mencabut sanksi AS pada sektor energinya yang akan meningkatkan ekspor minyak mentah Iran.

Selanjutnya: OPEC+ siapkan dua opsi guna perpanjang pemotongan produksi minyak di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×