kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Minyak Bisa Capai US$ 100 Per Barel dalam Beberapa Bulan Ke depan


Kamis, 20 Januari 2022 / 12:30 WIB
Harga Minyak Bisa Capai US$ 100 Per Barel dalam Beberapa Bulan Ke depan
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - ​JAKARTA. Harga minyak stabil pada hari Kamis (20/1) karena permintaan yang kuat dan gangguan pasokan jangka pendek terus mendukung harga mendekati level tertinggi sejak akhir 2014.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 17 sen atau 0,2% menjadi US$88,27 per barel, pada 0418 GMT, setelah turun lebih dari US$1 pada awal sesi. Minyak Brent menyentuh US$89,17 per barel pada hari Rabu, tertinggi sejak Oktober 2014.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 7 sen atau 0,1% menjadi US$87,03 per barel, setelah juga turun hampir US$1 sebelumnya. Minyak WTI naik ke US$87,91 pada hari Rabu, tertinggi sejak Oktober 2014.

"Badan Energi Internasional mengatakan permintaan minyak global berada di jalur untuk mencapai tingkat pra-pandemi," kata analis di bank ANZ dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Pasar Abaikan Omicron, Harga Minyak Bertahan di Kisaran Tertinggi Sejak 2014

"Gangguan pasokan jangka pendek juga membantu memperketat pasar. Minyak mentah Brent menguat tajam setelah laporan pipa minyak utama yang mengalir dari Irak ke Turki rusak akibat ledakan."

Namun, aliran minyak mentah melalui pipa Kirkuk-Ceyhan telah dilanjutkan, setelah dihentikan pada hari Selasa karena ledakan di dekat pipa di provinsi tenggara Turki Kahramanmaras, kata para pejabat pada hari Rabu.

Kekhawatiran pasokan telah meningkat minggu ini setelah kelompok Houthi Yaman menyerang Uni Emirat Arab, produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Sementara itu Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia, telah membangun kehadiran pasukan besar di dekat perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran invasi dan ketidakpastian pasokan berikutnya.

Mendasari harga minyak adalah pemulihan luas pasca-pandemi virus corona dalam permintaan bahan bakar.

Pejabat dan analis OPEC mengatakan bahwa reli minyak dapat berlanjut dalam beberapa bulan ke depan dan harga bisa mencapai US$100 per barel karena permintaan mengabaikan penyebaran varian Omicron Covid-19.

Baca Juga: Ini Penyebab Target Lifting Migas Tahun 2021 Belum Sesuai Harapan

OPEC+, yang mengelompokkan kartel dengan Rusia dan produsen lainnya, sedang berjuang untuk mencapai target peningkatan produksi bulanan sebesar 400.000 barel per hari (bph).

Stok minyak mentah dan bensin AS naik sementara persediaan sulingan turun minggu lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Rabu.

Stok minyak mentah naik 1,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 14 Januari. Persediaan bensin naik 3,5 juta barel dan stok sulingan turun 1,2 juta barel, menurut sumber, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×