kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak anjlok, begini rekomendasi analis terhadap saham emiten migas


Selasa, 21 April 2020 / 06:36 WIB
Harga minyak anjlok, begini rekomendasi analis terhadap saham emiten migas
ILUSTRASI. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2020 terperosok US$ 55,90 atau 306% sehingga ditutup di level minus US$ 37,63 per barel pada Senin (20/4).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saham-saham emiten yang bergerak di sektor minyak dan gas (migas) kompak melemah pada perdagangan Senin (20/4) kemarin. Hal ini terjadi karena anjloknya harga minyak mentah dunia khususnya minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang mencetak rekor terburuk sepanjang sejarah.

Seperti diketahui, harga  minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2020 terperosok US$ 55,90 atau 306% sehingga ditutup di level minus US$ 37,63 per barel pada akhir perdagangan Senin (20/4).  Ini adalah kali pertama dalam sejarah harga kontrak minyak AS berada di bawah US$ 0 per barel. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, merosotnya saham-saham emiten migas ini sejalan dengan anjloknya harga minyak dunia. 

Baca Juga: Harga minyak WTI ditutup di level -US$ 37,63 per barel di New York, ini yang terjadi

Koreksi harga minyak terjadi lantaran kekhawatiran bahwa penyimpanan minyak mentah Negeri Paman Sam akan segera penuh. Selain itu, perusahaan minyak AS bersiap melaporkan pendapatan kuartalan terburuk sejak krisis keuangan.

“Harga gas juga cenderung mengikuti harga minyak sehingga saham-saham di sektor migas cenderung terkoreksi,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (4/20).

Chris melihat prospek bisnis emiten-emiten ini akan terdampak lantaran dari segi produksi dengan harga jual sudah tidak menyisakan margin untuk biaya operasional.

Makanya, Chris menilai saham-saham migas belum menarik untuk dikoleksi lantaran ada potensi kinerja keuangan mereka bakal menurun, terlebih dilihat dari sisi pendapatan. Menurutnya, untuk saat ini juga belum ada sentimen positif untuk emiten-emiten migas.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, apabila kabar mengenai pemangkasan produksi minyak benar-benar berjalan, maka hal ini bisa menjadi sentimen positif untuk emiten migas.

William merekomendasikan pelaku pasar untuk wait and see saham-saham migas lantaran masih memiliki ruang penurunan kembali. Setali tiga uang, Chris juga menyarankan investor untuk wait and see saham-saham tersebut.

Baca Juga: Harga minyak WTI anjlok, Trump berencana hentikan impor minyak dari Arab Saudi

Sejumlah saham emiten sektor migas pun terkikis. Lihat saja, pada penutupan perdagangan kemarin, saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yang ditutup di zona merah atau turun 6,47% ke level 130, kemudian, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) merosot 1,96% dan mentok di harga 50.

Selanjutnya, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) pun menyusut 1,79% ke harga 438, saham emiten penunjang migas PT Radian Utama Interinsco Tbk (RUIS) juga terkoreksi sebesar 1,10% ke 180 per saham. Saham PT Elnusa Tbk (ELSA) pun melemah 1,02% ke harga 194 per saham, dan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turut parkir di zona merah atau turun 0,80% ke harga 1.865 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×