kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak anjlok 2%, Brent kembali ke bawah US$ 70 per barel di pagi ini (9/8)


Senin, 09 Agustus 2021 / 09:32 WIB
Harga minyak anjlok 2%, Brent kembali ke bawah US$ 70 per barel di pagi ini (9/8)
ILUSTRASI. Harga minyak terus melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak kembali melorot dan memperpanjang penurunan tajam yang terjadi sejak pekan lalu. Koreksi didukung oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran bahwa pembatasan baru di Asia, terutama China, dapat menghambat pemulihan global dalam permintaan bahan bakar.

Senin (9/8) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 turun US$ 1,41 atau 2% ke US$ 69,29 per barel. Pada pekan lalu, Brent merosot 6%, kerugian mingguan terbesar dalam empat bulan.

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2021 ambles US$ 1,32 atau 1,9% menjadi US$ 66,96 per barel. WTI ambruk 7% di minggu lalu dalam penurunan mingguan paling tajam dalam sembilan bulan.

"Kekhawatiran tentang potensi erosi permintaan minyak global telah muncul kembali dengan percepatan tingkat infeksi varian Delta," kata analis RBC Gordon Ramsay dalam sebuah catatan.

Analis ANZ menunjuk pembatasan baru di China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, sebagai faktor utama yang mengaburkan prospek pertumbuhan permintaan.

Baca Juga: Bursa saham Asia dibayangi penurunan tiba-tiba harga emas

Pembatasan tersebut termasuk pembatalan penerbangan, peringatan 46 kota terhadap perjalanan, dan pembatasan transportasi umum dan layanan taksi di 144 daerah yang paling parah terkena dampaknya.

Pada hari Senin, China melaporkan 125 kasus Covid-19 baru, naik dari 96 sehari sebelumnya.

"Sementara jumlah kasus (di China) rendah, itu datang tepat saat musim perjalanan musim panas memuncak," ujar analis komoditas ANZ dalam sebuah catatan. "Ini telah membayangi tanda-tanda permintaan yang kuat di tempat lain."

Di Malaysia dan Thailand, infeksi terus mencapai rekor harian dan telah tembus lebih dari 20.000 kasus per hari.

Harga minyak juga diperberat oleh penguatan dolar AS yang menuju ke level tertinggi dalam empat bulan setelah laporan pekerjaan AS yang dirilis akhir pekan lalu lebih kuat dari perkiraan. Ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve dapat bergerak lebih cepat untuk memperketat kebijakan moneter AS.

Dolar AS yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Selanjutnya: IHSG melaju 0,13% pada awal perdagangan Senin (9/8), asing jual BUKA Rp 60,5 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×