Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam mulia Antam bergerak variatif pada pekan ini. Pada Senin (14/1), harganya berada di level Rp 970.000 per gram, lalu naik ke Rp 981.000 pada Rabu (16/11) dan turun kembali ke Rp 978.000 pada Sabtu (19/11).
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi belakangan ini membuat harga emas Antam menjadi sedikit lebih mahal. Perlu diingat, harga Antam sejalan dengan harga emas internasional.
Menurut Sutopo, harga emas dalam dua pekan terakhir mengalami rebound, tetapi tidak bertahan lama. Pasalnya, ada komentar dari bankir yang memperingatkan akan ada sejumlah kenaikan suku bunga lainnya karena inflasi yang masih tetap tinggi.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) pada pekan ini demi mengendalikan inflasi. Kenaikan ini berada di atas ekspektasi pasar yang memprediksi peningkatan suku bunga BI sebesar 25 bps.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Stagnan di Level Rp 978.000 Per Gram, Minggu (20/11)
Untuk ke depannya, Sutopo memprediksi harga emas akan cenderung stabil sampai akhir tahun 2022. Harga logam mulia Antam diperkirakan akan berada di rentang Rp 950.000 per gram-Rp 975.000 per gram pada pengujung tahun ini.
"Kemungkinan akan ada sejumlah penurunan pada bulan Desember. Ada baiknya investor menunggu koreksi lebih dulu sebelum memutuskan untuk membeli," ucap Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (20/11).
Tak jauh berbeda, Analis DCFX Futures Lukman Leong memprediksi, harga emas untuk jangka pendek masih berpeluang terkoreksi akibat aksi profit taking setelah rally yang kuat belakangan ini. Risalah pertemuan FOMC pada pekan depan juga akan menjadi sentimen pergerakan harga emas ke depan.
"Di akhir tahun, harga emas internasional akan berada di kisaran US$ 1.700-US$ 1,750, sedangkan logam mulia Antam di sekitar Rp 975.000 per gram," kata Lukman.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian: Antam dan UBS Rontok Lagi!
Untuk jangka panjang, Lukman memprediksi harga emas akan kembali naik. Hal ini sejalan dengan ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral dunia yang telah mencapai puncaknya dan kekhawatiran pelemahan ekonomi global. Lukman melihat, harga emas internasional paling tidak bisa mencapai US$ 1.850-US$ 1.900 tahun depan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, harga logam mulai Antam dapat mencapai Rp 1.000.000 per gram pada akhir 2022. Hal ini didorong oleh kurs rupiah yang masih melemah terhadap dolar AS dan inflasi yang masih tinggi sejalan dengan potensi kenaikan harga energi akibat konflik Rusia-Ukraina yang masih berlanjut.
Kemudian, di awal tahun 2023, harga logam mulia Antam diprediksi akan melemah terlebih dahulu ke Rp 985.000 per gram untuk selanjutnya naik kembali. Menurutnya, pada 2023, emas akan kembal menjadi safe haven seiring dengan kenaikan suku bunga bank sentral yang diprediksi sudah tidak terlalu agresif ditambah inflasi yang melandai.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Turun Lagi, Pembeli Sepekan Potensi Tekor 9,05%!
"Apabila perang Rusia dan Ukraina selesai, maka hal ini juga akan menambah sentimen positif untuk harga emas. Hal ini akan menjadikan emas sebagai safe haven lagi, berbeda dengan 2022 yang mana dolar AS yang menjadi safe haven," kata Ibrahim.
Menurutnya, pelaku pasar yang saat ini ingin mengakumulasi emas disarankan untuk mengalokasikan sebagian kecil dananya terlebih dahulu, misalnya 25% dari total nilai investasi. Nanti, saat harga emas terkonfirmasi naik, barulah investor menambah alokasi investasinya sebesar 50%.
Pasalnya, kondisi ekonomi global yang belum stabil membuat pergerakan harga emas cenderung fluktuatif, terutama dalam jangka pendek. Akan tetapi, Ibrahim meyakini, pada 2024 nanti, investor dapat melihat keuntungan yang lebih besar dari investasinya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News