Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam industri, khususnya nikel dan timah bergerak fluktuatif. Simak rekomendasi emiten logam dari sejumlah analis:
1. PT Timah Tbk (TINS)
Inisiatif pemerintah untuk mengekang praktik penambangan ilegal di Negeri Laskar Pelangi mencegah kegiatan tanpa izin di lokasi penambangan. Hal itu memungkinkan TINS untuk mencatatkan biaya tunai yang lebih rendah sebesar US$ 17.250 per ton atau turun 18% YoY kuartal I 2024, yang diharapkan akan terus berlanjut mengingat adanya penurunan produksi.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 1.400
Timothy Wijaya, BRI Danareksa Sekuritas
Baca Juga: IHSG Rawan Terkoreksi pada Senin (12/8), Cek Rekomendasi Sahamnya
2. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
Kinerja NCKL di semester I 2024 melampaui perkiraan. Laba bersih melonjak 80,2% secara kuartalan (QoQ) di kuartal II 2024, yang disebabkan oleh kombinasi pendapatan yang lebih tinggi dan biaya yang terkendali. Pendapatan NCKL meningkat 12,2% QoQ menjadi Rp 6,77 triliun, didukung oleh peningkatan ASP FeNi secara kuartalan dan volume penjualan. Di sisi lain, NCKL mencatatkan peningkatan efisiensi yang berarti, yang berasal dari tingkat produksi dan penurunan harga nikel yang menghasilkan penurunan biaya tunai di seluruh produk.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 1.100
Devi Harjoto, OCBC Sekuritas
3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Segmen bijih nikel menghadapi masalah persetujuan RKAB pada kuartal I, sehingga akan menghalangi ANTM untuk mencapai target 18,75 juta wmt. Namun, volume penjualan bijih nikel diperkirakan 10,8 juta wmt, kendati penjualan feronikel akan berada di bawah perkiraan, meskipun mulai pulih. Penjualan feronikel diperkirakan sebesar 17,5 ktNi pada tahun 2024.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 1.600
Andreas Yordan Tarigan, Sucor Sekuritas
Baca Juga: ISAT, EXCL, TLKM Mana yang Lebih Unggul? Cek Rekomendasi Sahamnya
4. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
INCO membukukan kinerja yang kurang memuaskan di semester I 2024. Pendapatan turun 27,35% menjadi US$ 478,7 juta dan laba bersih anjlok 82,05% menjadi US$ 37,28 juta. Dus, potensi kenaikan INCO diperkirakan akan terbatas. Namun apabila proyek-proyek berjalan selesai, diperkirakan INCO siap untuk melayani kebutuhan hilirisasi industri nikel Indonesia, terutama proyek-proyek yang mendukung rantai pasokan EV.
Rekomendasi: Hold
Target harga: Rp 4.240
Rizkia Darmawan, Mirae Asset Sekuritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News