kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga komoditas pulih, kinerja Medco Energi (MEDC) melesat di semester I-2021


Selasa, 26 Oktober 2021 / 09:00 WIB
Harga komoditas pulih, kinerja Medco Energi (MEDC) melesat di semester I-2021
ILUSTRASI. Medco Energi (MEDC) cetak kinerja positif di semester I-2021


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan peningkatan kinerja di sepanjang paruh pertama tahun ini. Salah satu katalis positif yang mendorong kinerja MEDC adalah pulihnya harga komoditas.

"Dengan senang perusahaan melaporkan peningkatan hasil kinerja pada semester pertama tahun ini," kata Roberto Lorato, CEO Medco Energi Internasional dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (25/10)

Melansir hasil kinerja semester I-2021, MEDC mencatatkan EBITDA sebesar US$ 318 juta atau meningkat 15% secara year-on-year (yoy).

Manajemen MEDC mengatakan, naiknya EBITDA di paruh pertama tahun ini sebagian besar terkait pulihnya harga komoditas. Tercatat, harga minyak US$ 62,3 per barel atau 61% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Adapun, harga rata-rata gas mencapai US$ 5,9 per mmbtu atau naik 8% dibandingkan semester I-2020 yang sebesar US$ 5,4 per mmbtu.

Baca Juga: Harga komoditas energi naik, simak rekomendasi saham emiten minyak dan gas berikut

Namun, khusus di kuartal II 2021 saja, EBITDA Medco Energi turun menjadi US$ 159 juta karena penghentian fasilitas yang tidak direncanakan serta adanya biaya terkait aset internasional dan Aceh.

Di sepanjang enam bulan pertama tahun ini, ketiga segmen bisnis MEDC membukukan laba bersih. Rinciannya, segmen minyak & gas sebesar US$ 88 juta, sektor ketenagalistrikan sebesar US$ 22 juta dan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebesar US$ 33 juta, seiring dengan kinerja Fase 7 yang terus meningkat dan diimbangi oleh biaya kantor pusat dan pinjaman.

Dari sisi jumlah pendapatan, Medco Energi membukukan pertumbuhan di sepanjang semester I 2021. Pendapatan MEDC di semester I-2021 mencapai US$ 636 juta atau naik 11,66% dibandingkan torehan di periode yang sama tahun sebelumnya (laporan keuangan tidak diaudit) senilai US$ 569,8 juta.

Presiden Direktur Medco Energi, Hilmi Panigoro mengatakan, pihaknya senang melihat peningkatan kinerja perusahaan.

"Pengumuman Proyek Tenaga Surya di Pulau Bulan merupakan langkah lanjutan terhadap Strategi Climate Change kami dan saya sepenuhnya mendukung komitmen MedcoEnergi untuk mencapai Net Zero pada tahun 2050," ujarnya.

Khusus melihat kinerja Medco Power, di sepanjang semester pertama lalu menghasilkan penjualan sebesar 1.355 GWh  atau naik 19% yoy. Di mana sekitar 33% penjualan listrik tersebut dari sumber energi terbarukan.

 

Penjualan listrik  terutama karena peningkatan kinerja uap di Sarulla Geotermal diimbangi dengan permintaan listrik yang lebih rendah di Batam selama adanya lockdown lokal 2021

Belanja modal ketenagalistrikan di segmen ini digunakan untuk melanjutkan commissioning Pembangkit Listrik Combined Cycle 275 MW Riau, pembangunan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya 26 MWp di Sumbawa dan Tahap-1 Pembangunan 30 MW geotermal di Ijen.

Adapun, kinerja operasional minyak dan gas, MEDC mencatatkan produksi migas sebesar 94 mboepd atau turun 7% yoy di sepanjang semester I-2021. Hal ini disebabkan program perawatan rutin dan penghentian fasilitas yang tidak direncanakan, dengan permintaan gas domestik yang masih rendah selama lockdown Covid-19 pada kuartal kedua di Indonesia.

Di sepanjang paruh pertama tahun ini, biaya produksi minyak & gas per unit adalah US$ 9,6 per boe.

Roberto menambahkan, pihaknya melihat harga komoditas pada paruh kedua 2021 terus membaik dan permintaan gas domestik mulai pulih setelah lockdown ekonomi di Indonesia.

Selanjutnya: Permintaan chip naik, laba SK Hynix melonjak jadi US$ 3,6 miliar di kuartal III-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×