Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan kenaikan kinerja sepanjang 2022. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini membukukan laba bersih senilai Rp 21,00 triliun, melonjak 104,34% dari realisasi laba bersih di periode tahun 2021 yang hanya Rp 10,28 triliun.
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan UNTR. Penjual alat berat Komatsu ini membukukan pendapatan senilai Rp 123,60 triliun, naik 55,5% dari pendapatan di periode 2021 sebesar Rp 79,46 triliun.
Mayoritas lini bisnis UNTR yang berkaitan dengan komoditas mengalami pertumbuhan. Secara rinci, pendapatan unit usaha mesin konstruksi naik sebesar 60% menjadi Rp36,5 triliun dibandingkan Rp 22,8 triliun pada tahun 2021.
Adapun volume penjualan alat berat Komatsu tercatat sebanyak 5.753 unit atau naik 86% jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 3.088 unit. Peningkatan penjualan alat berat didorong oleh peningkatan permintaan dari semua sektor utama pengguna alat berat. Dari total keseluruhan penjualan alat berat, sebesar 60% diserap sektor pertambangan, 19% diserap sektor konstruksi, 11% diserap sektor kehutanan, dan sisanya sebesar 10% ke sektor perkebunan.
Baca Juga: Golden Energy Mines (GEMS) Fokus Jaga Kinerja di Tengah Harga Batubara yang Melandai
Unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 47,4 triliun naik sebesar 43% dibandingkan tahun 2021.
PAMA mencatat volume produksi batubara sebesar 116 juta ton, relatif sama dengan tahun 2021. Namun, terjadi peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah alias overburden removal sebesar 12% dari 852 juta bank cubic meter (bcm) menjadi 954 juta bcm, dengan rata-rata strip ratio sebesar 8,2kali, meningkat dari 7,3 kali dari tahun sebelumnya.
Kemudian, pendapatan Unit usaha UNTR di bidang pertambangan batubara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) meningkat sebesar 127% menjadi Rp31,1 triliun. Kenaikan ini didorong dengan meningkatnya rata-rata harga jual batubara.
Total penjualan batubara sampai triwulan keempat tahun 2022 mencapai 9,9 juta ton (termasuk di dalamnya 2,4 juta ton batubara kokas). Penjualan batubara UNTR sepanjang tahun lalu meningkat 10% dari tahun 2021 sebesar 9,0 juta ton.
Di sisi lain, pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas di 2022 turun sebesar 8% menjadi Rp7,7 triliun. Tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara mencatatkan total penjualan sebesar 286.000 ons, turun 13% dari penjualan tahun 2021 sebesar 330.000 ons. Penuruna ini karena adanya penurunan kadar emas yang ditambang.
Unit usaha industri konstruksi yang dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACST) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 949 miliar, turun 35% dibandingkan Rp1,5 triliun pada tahun 2021. ACST membukukan rugi bersih sebesar Rp 449 miliar, lebih rendah dibandingkan rugi bersih sebesar Rp696 miliar pada tahun 2021. Kerugian bersih terutama disebabkan oleh perlambatan beberapa proyek yang sedang berlangsung.
UNTR menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) hingga US$ 1 miliar untuk tahun ini. Jumlah tersebut naik dari capex yang dianggarkan tahun lalu, yakni US$ 800 juta.
Baca Juga: Laba Bersih United Tractors (UNTR) Melonjak 104,34% Sepanjang 2022
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis merinci, dari capex sebesar US$ 1 miliar tersebut, sebanyak US$ 800 juta sampai US$ 900 juta dialokasikan untuk segmen kontraktor pertambangan guna mengganti alat berat yang telah usang serta rekondisi alat berat. Sisanya akan terbagi untuk keperluan infrastruktur di tambang emas dan tambang batubara milik UNTR
Kenaikan capex ini seiring dengan kenaikan sejumlah target bisnis UNTR, dimana mayoritas target bisnis meningkat dari tahun lalu, seiring dengan masih solidnya harga batubara.
Di tahun 2023 volume penjualan batubara diperkirakan bisa meningkat hingga 5%. UNTR juga memasang target optimistis di segmen kontraktor tambang yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara. Sara mengatakan, untuk tahun 2023, baik produksi batubara maupun volume OB diperkirakan bisa meningkat sekitar 4%-5%.
“Untuk penjualan Komatsu bisa sama atau flat dengan tahun 2022, yakni sekitar 5.700-an unit,” kata Sara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News