kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga komoditas logam industri berpeluang rebound di akhir tahun


Senin, 21 September 2020 / 18:22 WIB
Harga komoditas logam industri berpeluang rebound di akhir tahun
ILUSTRASI. Aktivitas industri yang mulai menggeliat menghidupkan kembali prospek komoditas logam industri.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas industri di beberapa negara yang mulai menggeliat menghidupkan kembali prospek komoditas logam industri. Meskipun begitu, ancaman supply dan demand tetap menghantui prospek komoditas tersebut.

Mengutip Bloomberg, sepekan lalu harga komoditas tembaga tercatat naik 1,13% dan ditutup pada level US$ 6.812 per ton pada Jumat (18/9). Kenaikan tersebut diikuti harga timah yang naik tipis 0,07% dan bertengger di level US$ 18.115 per ton. 

Harga nikel belum mengikuti jejak komoditas logam industri lainnya dengan mencatatkan penurunan 1,26% dalam sepekan dan berakhir di level US$ 14.904 per ton akhir pekan lalu.

Crude oil commodity specialist dari ICDX Yoga Tirta mengatakan, potensi pemulihan sudah dapat terlihat dari data industri dan manufaktur dari negara seperti Amerika Serikat (AS), China, Jepang dan lainnya yang menunjukkan tren positif. Melihat dari tren positif saat ini, Yoga memandang kondisi industri di negara-negara ekonomi utama berpotensi untuk kembali produktif akhir tahun ini. "Meskipun begitu, membaiknya kondisi tersebut tidak akan sama seperti kondisi saat pra-Covid," kata Yoga kepada Kontan.co.id, Senin (20/9).

Baca Juga: Industri Minerba tunggu detail aturan wajib eksplorasi dan dana ketahanan cadangan

Adapun terkait naiknya harga tembaga dalam sepekan terakhir, Yoga menyebutkan lebih dipengaruhi oleh membaiknya permintaan. Meskipun begitu, ancaman pasokan tetap ada di depan mata, terutama dari negara produsen utama seperti Chili yang memperpanjang status bencana selama 90 hari ke depan terhitung sejak 15 September 2020. 

Sementara itu, produsen lainnya seperti Amerika Serikat (AS) juga masih terkendala masalah tunjangan ekonomi yang berdampak pada berkurangnya aktivitas pabrik di Negeri Paman Sam. "Saat situasi industri kembali pulih, harga komoditas logam juga sangat bergantung pada pasokan, ini kembali ke hukum pasar," ungkap dia. 

Baca Juga: Mantan CEO Goldman: Ini saatnya emas dan perak bersinar terang!

Sebagai contoh, ketika permintaan naik tapi pasokan juga berlimpah, maka harga komoditas tersebut cenderung bergerak turun. Meskipun begitu, Yoga optimistis tren harga komoditas logam industri masih akan positif. "Jika dilihat untuk situasi yang ada saat ini, tembaga masih berpotensi kuat untuk menjadi komoditas yang paling cepat kembali rebound, di antara nikel dan timah," kata dia.

Prediksi Yoga, akhir tahun harga tembaga bakal berada di rentang US$ 6.500 per ton-US$ 7.000 per ton, sedangkan nikel di kisaran US$ 14.000 per ton-US$ 15.500 per ton. Untuk harga timah di penghujung 2020, diprediksi berada pada rentang US$ 17.300 per ton-US$ 18.700 per ton.

Baca Juga: Katalis positif untuk batubara dan nikel, simak saham-saham pilihan pekan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×