kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.844   -14,00   -0,08%
  • IDX 6.426   25,46   0,40%
  • KOMPAS100 924   6,12   0,67%
  • LQ45 721   3,55   0,49%
  • ISSI 204   1,92   0,95%
  • IDX30 376   1,60   0,43%
  • IDXHIDIV20 455   0,80   0,18%
  • IDX80 105   0,82   0,79%
  • IDXV30 111   0,57   0,51%
  • IDXQ30 123   0,40   0,32%

Harga karet tertekan gejolak politik Thailand


Rabu, 28 Mei 2014 / 19:08 WIB
Harga karet tertekan gejolak politik Thailand
ILUSTRASI. 4 Cara Memutihkan Siku dan Lutut Secara Alami, Tidak Sulit!


Reporter: Handoyo | Editor: Edy Can


JAKARTA. Harga karet di pasar internasional tampaknya masih akan tertekan dan sulit melar dalam waktu dekat. Penyebabnya karena situasi politik dalam negeri Thailand yang sedang memanas.

Thailand adalah salah satu produsen karet terbesar di dunia. Negeri Siam ini menjadi anggota International Tripartite Rubber Council (ITRC) bersama Indonesia dan Malaysia.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menjelaskan, gejolak politik dalam negeri Thailand itu membuat petani tidak mendapat dukungan optimal dari pemerintah. "Sehingga mereka panic selling menjual secara berlebihan tidak terkendali," kata Bayu, Rabu (28/5).

Pemerintah Indonesia mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk kembali mengerek harga karet. Sekedar informasi saja, harga karet internasional saat ini masih berada dikisaran US$ 2 per kilogram (kg). Harga ini terus menurun sejak akhir tahun lalu. Bahkan memasuki kuartal II tahun ini harga karet sempat menyentuh US$ 1,6 per kg.

Agar tren anjloknya harga karet internasional tersebut tidak terus berlanjut dan berkepanjangan, pemerintah Indonesia mengusulkan agar ITRC ditingkatkan dan dikembangkan menjadi Asean Rubber Committee atau Asean Rubber Cooperation.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×