Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) gagal menahan penurunan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) batubara. Anak usaha perusahaan Thailand, Banpu Ltd, ini hanya mampu membukukan laba bersih US$ 123,43 juta di semester I-2013. Angka ini turun 50% dari periode sama 2012 sebesar US$ 246,74 juta.
Penurunan laba bersih tidak terlepas dari kinerja penjualan ITMG. Sepanjang semester I-2013, penjualan bersih ITMG menurun 9,5% menjadi US$ 1,09 miliar. Ini karena melempemnya penjualan ke kawasan Asia Timur seperti Taiwan, China, Hong Kong, dan Korea. Kontribusi di area ini turun 26,49% menjadi US$ 423,51 juta sepanjang semester I.
Penjualan batubara ke India juga tidak bergairah. Angkanya menurun 19,49% menjadi US$ 90 juta. Untungnya, area penjualan lain masih bisa bertumbuh meski tipis.
Bahkan, ITMG berhasil membuka penjualan batubara ke dua negara baru, yakni Hawaii dan Selandia Baru. Di semester I-2013, kedua negara itu masing-masing menyumbang penjualan US$ 18,42 juta dan US$ 5,59 juta. "Kami terus mencari potensi pasar baru yang potensial di samping yang sudah ada sekarang." tulis manajemen ITMG dalam surat elektronik kepada KONTAN, Kamis (15/8).
Di sisi operasional, kinerja ITMG masih tumbuh. Ini tampak pada hasil produksi batubara ITMG yang naik 15,2% jadi 14,4 juta ton. Penjualan batubara ITMG juga tumbuh 12,9% menjadi 14 juta ton.
Fajar Indra, Analis Panin Sekuritas dalam risetnya menulis, kinerja keuangan ITMG yang memburuk disebabkan oleh ASP batubara yang turun. Di periode semester pertama tahun ini, ASP batubara ITMG hanya US$ 77,2 atau anjlok 25,8% dari setahun sebelumnya.
Sementara, langkah efisiensi ITMG belum berdampak signifikan. Nisbah kupas (stripping ratio) memang turun. Di semester I 2013, nisbah kupas ITMG 11,6 kali, turun 11,2% dari akhir Juni 2012 yang 12,6 kali. "Namun, hal itu belum berdampak banyak karena tajamnya penurunan harga jual," tulis Fajar dalam risetnya per 15 Agustus 2013.
Tekanan yang dihadapi ITMG diprediksi berlanjut hingga akhir tahun. Sebab, ASP batubara belum akan membaik hingga akhir tahun. Bahkan, manajemen ITMG mengindikasikan ASP di semester II lebih rendah.
Herman Koeswanto, Analis Mandiri Sekuritas bilang, tekanan bisa bertambah seiring rencana ITMG memasukkan beban nisbah kupas ditangguhkan senilai US$ 45 juta-US$ 48 juta. "Secara historis, rekor biaya penambangan tertinggi ITMG terjadi di kuartal IV," imbuh dia, dalam riset. Dia memproyeksikan, laba bersih ITMG tahun ini bisa turun 42,6% jadi US$ 248 juta. Karena itu dia merekomendasikan netral dengan target harga Rp 27.500. Kamis (15/4), harga ITMG turun 4,73% menjadi Rp 28.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News