kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gas alam kembali memanas


Senin, 07 November 2016 / 20:55 WIB
Harga gas alam kembali memanas


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Gas alam kembali memanas setelah terjun 11% dalam sepekan terakhir. Optimisme kenaikan permintaan serta pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) menjadi faktor pendorong harga.

Mengutip Bloomberg, Senin (7/11) pukul 16.00 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Desember 2016 di New York Mercantile Exchange naik 2,71% dari hari sebelumnya ke level US$ 2,840 per mmbtu. Gas alam menguat di awal pekan setelah anjlok sebesar 11% pekan lalu.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, harga gas alam tertekan di saat angka permintaan belum cukup signifikan. Kondisi cuaca di negara empat musim seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China belum memasuki musim dingin. Dengan demikian, permintaan gas alam sebagai sumber energi pemanas belum naik signifikan.

Energy Information Administration (EIA) pekan lalu, merilis cadangan gas alam di Negeri Paman Sam secara  meningkat 54 miliar kaki kubik.

Meski demikian, kejatuhan harga pekan lalu tidak berlanjut pada pekan ini. Ibrahim menilai, kebutuhan gas alam masih cukup tinggi apalagi menjelang musim dingin yang sebentar lagi datang. Di samping itu, membaiknya data ekonomi baik di AS maupun China membawa optimisme kenaikan permintaan gas alam setelah musim dingin berakhir.

"Gas alam menjadi salah satu kebutuhan wajib di AS baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Membaiknya data ekonomi AS turut mengangkat sentimen positif bagi gas alam meski masih terjadi oversupply," papar Ibrahim.

Selain itu, gas alam ikut terangkat oleh isu pemilihan presiden AS. Calon Presiden Hillary Clinton merupakan sosok yang lebih disukai pasar. Apabila Clinton memenangkan pemilu, ada peluang harga gas alam terangkat. Harapannya, Clinton akan melanjutkan program terdahulu dari Presiden Barrack Obama terkait perang melawan pemanasan global.

Dalam programnya, Obama mengurangi penggunaan batubara lantaran menyebabkan pencemaran udara. Gas alam menjadi salah satu bahan bakar energi yang menggantikan batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×