kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Gas Alam Bisa Melambung Hingga US$ 10 per Mmbtu, Ini Penyebabnya


Kamis, 09 Juni 2022 / 04:55 WIB
Harga Gas Alam Bisa Melambung Hingga US$ 10 per Mmbtu, Ini Penyebabnya


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga gas alam kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah setelah menyentuh level US$ 9,54 per mmbtu. Padahal, sebelum ini, harga gas alam sempat melandai dan berada di level US$ 7,11 per mmbtu pada 9 Mei. Artinya, hanya dalam kurun waktu sebulan, harga gas alam berhasil menguat hingga 34,18%. 

Research & Development ICDX Girta Yoga mengungkapkan, terdapat dua faktor yang mendorong lonjakan harga gas alam tersebut. Pertama, terjadi lonjakan permintaan, terutama setelah Rusia menghentikan pasokan gas alam ke negara Uni Eropa yang tidak membayar dalam mata uang Rubel. 

Hal ini menyebabkan permintaan gas alam dari Uni Eropa ke negara produsen gas alam lain menjadi meningkat. 

Sementara dari sisi pasokan, ia menyebut belakangan ini terjadi penurunan. Hal ini tercermin dari rata-rata produksi gas di 48 negara bagian Amerika Serikat (AS) pada bulan Juni yang merosot turun menjadi 94,7 miliar kaki kubik per hari (bcfd), dari 95,1 bcfd di bulan Mei. 

Baca Juga: Rusia Setop Pasok Gas, Jerman Harus Tanggung Biaya Tambahan hingga 5 Miliar Euro

“Padahal, Uni Eropa sendiri saat ini mengandalkan pasokan dari AS sebagai pasokan pengganti gas alam Rusia. Dua faktor ini yang akhirnya mendorong harga gas alam kembali memecahkan rekor,” kata Yoga kepada Kontan.co.id, Rabu (8/6).

Saat ini, Yoga meyakini tren harga gas alam masih berada dalam tren bullish yang cenderung kuat. Proyeksinya, harga gas alam akan berpotensi menemui level resistance di harga US$ 10 per mmbtu. Sementara untuk level support jangka pendeknya ada di US$ 8,50 per mmbtu. 

Sementara untuk sisa sepanjang tahun ini, dia juga meyakini sentimen cenderung mendukung rally harga gas alam untuk terus menguat. 

Apalagi, jika melihat dari semakin banyaknya sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia, terutama yang menargetkan produk energi Rusia. Hal ini berpotensi semakin mendukung fundamental gas alam untuk terus naik.

Sementara sentimen yang berpotensi menghambat atau menurunkan harga gas alam adalah adanya peningkatan produksi gas alam dari negara-negara produsen lain di luar Rusia. 

Selain itu, pencabutan kewajiban pembayaran dalam mata uang rubel dan juga peningkatan penggunaan energi bersih bisa menjadi katalis negatif untuk harga batubara. 

Baca Juga: Harga Gas Bergejolak, Kontrak Pembelian Jangka Panjang Kembali Populer

“Dalam jangka panjang, harga gas alam berpotensi menemui level resistance di kisaran harga US$ 10 - US$ 11 per mmbtu. Sementara untuk level support berada di kisaran harga US$ 8,50 - US$ 7,50 per mmbtu,” imbuhnya. 

Dengan kondisi saat ini, jika dilihat dari kacamata bursa, Yoga menilai pergerakan harga gas alam cenderung bullish baik untuk jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Sehingga, para investor dapat memanfaatkan kondisi saat ini untuk mengambil posisi sesuai dengan pertimbangannya masing-masing.

“Bisa dengan melakukan hedge, apabila investor memperkirakan harga berpotensi turun ke depannya. Ataupun melakukan aksi ambil untung, apabila investor memperkirakan harga berpotensi terus menguat,” tutup Yoga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×