kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga gas alam berpeluang naik usai profit taking


Kamis, 23 Mei 2013 / 07:37 WIB
Harga gas alam berpeluang naik usai profit taking
ILUSTRASI. Tedros Adhanom Ghebreyesus. REUTERS/Denis Balibouse


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Harga gas alam naik selama empat hari berturut-turut. Kondisi cuaca yang semakin hangat ternyata tidak menurunkan permintaan gas alam. Spekulasi berlanjutnya kebijakan stimulus moneter dari Amerika Serikat (AS) turut memicu rally harga gas alam.

Harga gas alam untuk kontrak pengiriman Juni 2013 di Bursa Nymex, Rabu (22/5) pukul 16.30 WIB, naik 0,76% menjadi US$ 4,22 per mmbtu dibanding harga sehari sebelumnya.

Awal pekan ini, badan cuaca AS memprediksi, adanya kenaikan suhu hingga di atas normal di beberapa negara bagian. Suhu yang diberitakan akan naik selama beberapa hari ke depan justru membangkitkan sentimen meningkatnya permintaan dari pembangkit listrik, karena adanya perkiraan kenaikan penggunaan pendingin ruangan.

Ibrahim, analis senior Harvest International Futures mengatakan, permintaan gas alam untuk pembangkit listrik saat ini memang semakin tinggi. Gas alam merupakan sumber energi yang jauh lebih bersih jika dibandingkan dengan batubara. Pemanfaatan gas alam sebagai bahan bakar pemanas juga masih sangat dibutuhkan di Eropa, khususnya di Eropa utara, ketika suhu udara masih di bawah normal.

Saat ini, pelaku pasar sedang menunggu pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Ben Bernanke, terkait kejelasan program stimulus. Jika stimulus moneter tetap dijalankan, setidaknya hingga akhir tahun, maka harga komoditas, termasuk gas alam akan semakin terangkat.

Namun, Ibrahim mengatakan bahwa potensi terjadinya koreksi masih cukup besar, mengingat harga saat ini sudah termasuk tinggi. Bisa jadi, para pelaku pasar bakal mengambil untung harga gas alam. Koreksi tersebut hanya akan berlangsung sementara, karena harga gas alam masih berada dalam tren penguatan.

Secara teknikal, Ibrahim melihat tren penguatan pada pergerakan harga gas alam. Indikator moving average (MA) menunjukkan harga berada 60% di atas bollinger tengah. Indikator bollinger band 11 juga menunjukkan harga berada 60% di atas bollinger tengah. Moving average convergence divergence (MACD) 65% arahnya positif, mengindikasikan potensi bullish. Indikator relative strength index (RSI) dan stochastic juga menunjukkan arah positif.

Ibrahim memprediksi, harga gas alam masih berpotensi naik di kisaran US$ 3,96 - US$ 4,38 per mmbtu hingga akhir pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×