Reporter: Aris Nurjani | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga uang kripto dengan nilai kapitalisasi pasar besar seperti Ethereum, dalam tren turun pada perdagangan hari ini, Kamis 2 Juni 2022 pukul 16.10 WIB, Coinmarketcap mencatat penurunan harga Ethereum / ETH (market cap terbesar kedua) di level US$ 1.822,23 turun 5,85% dalam 24 jam terakhir. Dalam 7 hari perdagangan, harga Ethereum / ETH turun 0,41%.
Sentimen juga cenderung suram di tengah perdagangan hari ini. Sebulan, ETH turun dari US$ 2.830,69 menjadi sekitar US$ 1.822,23 atau sekitar Rp 26,38 juta.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan penurunan Ethereum dalam beberapa waktu terakhir terjadi beriringan dengan tekanan yang dirasakan oleh pasar kripto secara keseluruhan.
"Walaupun sempat pulih selama perdagangan awal pekan ini, harga Ethereum mencapai di atas US$ 2.000, ketika harga Bitcoin (BTC) capai level US$ 32.000," ucap Afid kepada Kontan.co.id, Kamis (2/6).
Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali Terjungkal ke Bawah US$ 30.000, Berpotensi Terus Turun
Afid mengatakan namun kenaikan itu tetap reli yang sangat singkat karena harga Ethereum cepat runtuh dan saat ini berkonsolidasi besar-besaran dalam kisaran yang sempit.
"ETH dan BTC saat ini tampaknya masih terjebak dalam tren menurun, sementara kenaikan harga baru-baru ini bisa jadi hanya bull trap," ujar Afid
Dalam jangka pendek, harga ETH tampaknya cukup bullish, sementara dari indikator Relative Strength Index (RSI) dan Moving average convergence divergence (MACD) juga mendukung klaim tersebut.
Namun, dalam jangka panjang, harga tampaknya berada di ambang kehancuran. Harga ETH ditolak terus-menerus setelah mencapai garis tren yang sama, menandakan tren bearish mungkin belum selesai.
Afid mengatakan skenario terburuknya untuk ETH akan terus menurun dan menembus di bawah level support-nya pada $ 1.700, didorong oleh risiko makroekonomi.
"Nilai Ethereum telah menurun lebih dari 50% quarter-to-date karena investor mengurangi eksposur mereka ke aset berisiko termasuk Bitcoin (BTC)," kata Afid.
Afid menyampaikan prospek ke depan ETH masih sulit untuk lewati level resistance di $ 2.159, dan mungkin ke depannya harga ETH bisa konsolidasi ke $ 1.945, namun akan kembali alami penurunan karena belum ada sentimen yang kuat di pasar dan kecenderungan harga BTC yang sideways.
Sentimen pasar saat ini masih dipengaruhi ole makroekonomi sebagai faktor utama faktor utama sehingga menimbulkan sikap pelaku pasar yang lagi-lagi menghindari aset berisiko (risk aversion).
"Mereka diduga melakukan hal tersebut karena mengantisipasi ancaman resesi plus kebijakan moneter The Fed ke depan. Tak ketinggalan, mereka juga nampak mengikuti aksi jual yang dilakukan pelaku pasar modal," tutur Afid.
Baca Juga: Simak Lima Aset Kripto yang Berpotensi Bullish Sepekan ke Depan
Sementara untuk market aset kripto di Indonesia, Afid memproyeksikan pada 2-3 tahun mendatang, jumlah investor bisa tumbuh hingga 25-30 juta dan beriringan dengan jumlah transaksi yang bisa capai ribuan triliun.
Namun, melihat perkembangan market saat ini, mungkin akan ada perlambatan pertumbuhan dan bisa meleset dari proyeksi di awal tahun 2022.
"Tapi, kami yakin tren investasi aset kripto akan terus mengalami peningkatan. Semakin masyarakat paham mengenai aset kripto dan blockchain akan banyak yang masuk ke industri ini," ujar Afid.
Ia mengatakan market pasti akan rebound. Namun, sulit untuk memprediksi kondisi pasar ketika dalam kondisi market bearish. Saat ini melihat aksi jual yang luas di market. "Diharapkan pasar kripto mulai kembali stabil jika pasar modal kembali pulih," ucap Afid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News