Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga emas yang terjadi sejak akhir pekan lalu tidak bertahan lama. Selasa (25/5) pukul 8 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.878,70 per ons troi, turun 0,14% jika dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin.
Harga emas kemarin naik karena penurunan yield US Treasury tenor 10 tahun. Investor menunggu data yang akan dirilis pekan ini. Data konsumsi akan membantu investor menilai laju pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.
Harga emas turun setelah kemarin tiga indeks utama Wall Street menguat. Investor menunggu apakah jika pembicara Federal Reserve akan tetap berpegang pada kebijakan yang sabar. Investor juga menunggu data, termasuk produk domestik bruto AS, klaim pengangguran, dan barang tahan lama.
"Jika (data) keluar secara substansial lebih baik dari yang diharapkan, itu mungkin akan menjadi bearish untuk emas, karena kemungkinan penurunan Fed (dari program pembelian obligasi) akan lebih cepat daripada nanti," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Baca Juga: Harga minyak konsolidasi setelah melesat lebih dari 3% di awal pekan
Jika data lebih buruk dari perkiraan, harga emas bisa diperdagangkan ke US$ 1.900 dengan cepat. Jatuhnya bitcoin juga mendukung harga emas, kata analis.
"Harga emas sangat kuat pada level ini. Ada banyak hal yang menakut-nakuti investor agar ingin membeli emas, tetapi vaksin di Eropa, AS dan Kanada mulai berdampak positif," kata Jeffrey Christian, managing partner CPM Group.
Christian menambahkan bahwa jika perekonomian dibuka kembali dan aktivitas ekonomi kuat maka harga emas berpotensi turun.
Baca Juga: IHSG diprediksi fluktuatif pada Selasa (25/5), saham-saham ini bisa dicermati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News