Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas ditutup melemah pada perdagangan sesi sebelumnya karena imbal hasil obligasi AS naik tipis dari posisi terendahnya. Namun, pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran atas pemulihan pasar tenaga kerja membatasi pelemahan emas.
Kamis (8/7), harga emas spot turun tipis 0,04%
menjadi US$ 1.802.83 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 juga ditutup koreksi 0,1% ke level US$ 1.800,20 per ons troi.
Pada awal perdagangan sesi itu, indeks dolar turun 0,3%. Namun, yield US Treasury tenor acuan 10-tahun mendekam di dekat palung lebih dari empat bulan, mendorong emas ke puncaknya sejak 17 Juni di US$ 1.818,10 per ons troi.
Hasil yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan.
Tetapi sejak itu, imbal hasil obligasi AS terus naik dari posisi terendah dan investor pasar saham pun mulai keluar dan akhirnya membebani emas, kata Phillip Streible, Chief Market Strategist di Blue Line Futures di Chicago.
Baca Juga: Harga emas spot melemah tipis ke US$ 1.797 per ons troi usai dolar AS perkasa
Tetapi emas tetap mendapat dukungan sebagai aset safe-haven, terutama mengingat kekhawatiran atas pemulihan pasar tenaga kerja AS dan varian virus corona Delta, Streible menambahkan.
Klaim pengangguran AS naik sedikit pada minggu lalu menjadi 373.000. Jumlah ini di atas perkiraan 350.000 aplikasi dalam jajak pendapat Reuters.
Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, menambahkan, pembacaan ekonomi baru-baru ini menunjukkan kemajuan substansial perlu dibuat agar The Fed menaikkan suku bunga, dan itu mendukung emas.
Risalah Federal Reserve AS dari pertemuan 15-16 Juni menunjukkan "berbagai peserta" merasa kondisi untuk mengurangi pembelian aset bank sentral akan "dipenuhi agak lebih awal dari yang mereka perkirakan."
Komentar hawkish The Fed yang mengejutkan pada bulan Juni mengirim emas terhuyung-huyung 7%.
Selanjutnya: Wall Street melemah, terseret aksi jual akibat kekhawatiran pemulihan ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News