kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga emas turun lebih dari 1% karena dolar lebih kuat


Selasa, 16 Juni 2020 / 06:09 WIB
Harga emas turun lebih dari 1% karena dolar lebih kuat
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany, August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Harga emas turun lebih dari 1% pada perdagangan Senin (15/6) kemarin. Dipicu dolar yang bergerak mendekati level tertinggi satu pekan, tetapi emas masih bertahan di atas US$ 1.700 per ons troi karena kekhawatiran gelombang kedua virus corona.

Mengutip Reuters, emas spot turun 0,2% menjadi US$ 1.726,61 per ons troi. Harga emas berjangka AS turun 0,6% pada US$ 1.727,20.

"Dalam suasana risk-off, dolar menjadi aset yang menguntungkan dan itu menekan emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Baca Juga: Jelang siang, harga emas stabil di tengah kekhawatiran akan gelombang kedua corona

"Tetapi sejak pertemuan Federal Reserve AS, harga emas telah merangkak turun karena pasar emas tidak mendapatkan lebih banyak stimulus moneter dari The Fed; tidak ada pemotongan suku bunga tambahan atau pembelian aset.

The Fed mempertahankan suku bunga utama semalam dalam kisaran target nol hingga 0,25% minggu lalu. Terhadap sekeranjang mata uang, dolar melemah tetapi masih bertahan di dekat level tertinggi lebih dari satu minggu di sesi sebelumnya.

Beijing telah mencatat lusinan kasus baru corona dalam beberapa hari terakhir, sementara infeksi baru dalam jumlah rekor melanda lebih banyak negara bagian AS.

Bullion juga menghadapi tekanan deflasi dalam jangka pendek, kata analis Saxo Bank, Ole Hansen. "Inflasi runtuh dengan penurunan permintaan konsumen dan pembukaan kembali ekonomi yang lambat," kata Hansen. "Jadi itu menghilangkan permintaan untuk emas."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×