Reporter: Dina Farisah | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Investor kembali memburu emas. Kondisi ini memacu reli terpanjang emas dalam enam minggu terakhir. Kontrak berjangka emas naik tiga hari berturut-turut lantaran kembali hidupnya ketegangan di Eropa Timur.
Emas berjangka sempat mencapai level tertinggi dalam enam bulan terakhir setelah Rusia mencaplok Crimea pada bulan lalu. Selanjutnya, emas turun hampir 9% setelah tanda-tanda perdamaian akan ditempuh.
Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama. Ketegangan akhir pekan lalu kembali menaikkan pamor emas. Logam ini telah naik 8,2% sepanjang tahun ini karena konflik antara Rusia dan Ukraina. Di samping itu, pelaku pasar juga mengantisipasi tanda-tanda pertumbuhan ekonomi AS yang berpotensi mendorong Federal Reserve untuk mengurangi stimulus.
Seperti diketahui, pamor emas anjlok sepanjang tahun lalu. Emas membukukan penurunan 28% pada tahun 2013. “Pasar sangat gugup atas situasi ini. Apa yang kita lihat merupakan beberapa kejadian baru-baru ini,“ ungkap Bill O'Neill, mitra di Logic Advisors, Upper Saddle River, New Jersey dalam sebuah wawancara telepon kepada Bloomberg.
Mengutip Bloomberg, Jumat (25/4), emas berjangka untuk pengiriman Juni naik 0,8% dibanding hari sebelumnya dan menetap di US$ 1.300,80 per ons troi pada pukul 1:45 di Comex di New York. Ini merupakan kenaikan ketiga berturut-turut dan reli terpanjang sejak 14 Maret 2014.
Harga naik 0,7% dalam dua sesi sebelumnya. Di China, volume kontrak spot emas di Shanghai naik ke level tertinggi dalam dua bulan.
Daru Wibisono, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, meningkatnya eskalasi ketegangan di Ukraina akan menimbulkan kekhawatiran investor dan kembali ke safe haven seperti emas dan mata uang yen.
Saat ini, aksi balas dendam militer kian mencemaskan. Militer Ukraina tertekan tembakan. Ini merupakan aksi balasan karena sebelumnya peluru telah menembus militer Rusia. “Emas juga terkerek akibat indeks dollar yang mengkhawatirkan sebesar 79,74. Ini menunjukkan penurunan permintaan terhadap dollar AS,” tutur Daru.
Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures menduga harga emas bisa melanjutkan reli di atas level US$ 1.300 per ons troi. Negara barat diperkirakan akan memberikan sanksi tegas terhadap Rusia apabila bersikeras memaksa Ukraina bergabung dengannya. Batas ultimatum yang diberikan AS dan Uni Eropa telah habis.
“Jika Rusia tidak mengindahkan peringatan negara barat maka sanksinya akan lebih berat dari sekedar peringatan,” ujar Suluh. Secara teknikal, sambung Daru, pergerakan emas relatif naik terbatas. Harga berada di bawah moving average 200 dan 50. Namun harga berada di atas moving average 100.
Moving average berada di bawah level nol. Stochastic sedang menunjukkan kenaikan di level 57,1. Sementara relative strength index (RSI) masih berada di bawah 50%, yaitu 44,78%. Ini menunjukkan kenaikan harga emas masih rapuh.
Daru menduga harga emas sepekan berada di kisaran US$ 1.280-US$ 1.310 per ons troi. Sementara Suluh memprediksi harga emas di antara level US$ 1.290-US$ 1.315 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News