Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas spot tergelincir pada perdagangan hari ini karena investor melakukan profit taking jelang perilisan data inflasi Amerika Serikat (AS), yang dapat mempengaruhi laju kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Rabu (10/8) pukul 16.00 WIB, harga emas spot turun 0,1% menjadi US$ 1.792,33 per ons troi, setelah mencapai level tertinggi sejak 5 Juli di US$ 1.800,29 pada hari Selasa (9/8).
Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2022 melemah 0,2% menjadi US$ 1.808,50 per ons troi.
"Ada beberapa aksi ambil untung yang muncul di pasar menjelang data CPI. Jika angka mengkonfirmasi bahwa inflasi diatur untuk mereda yang dapat mengurangi potensi puncak suku bunga AS dan pada akhirnya mendukung emas," kata analis Saxo Bank Ole Hansen.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, inflasi tahunan AS akan turun menjadi 8,7% di bulan lalu dari 9,1% pada bulan Juni. Inflasi inti diperkirakan sebesar 0,5% secara bulanan. Data inflasi AS diharapkan keluar pada 12.30 GMT.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik ke US$1.794,76 karena Melemahnya Dolar AS
Meskipun emas dapat dilihat sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga AS yang lebih tinggi menumpulkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
"Jelas fokusnya adalah pada data inflasi AS. Juga, yang benar-benar penting adalah di mana harga saat ini diperdagangkan, dengan US$ 1.800 menjadi level yang sangat penting," kata Ilya Spivak, ahli strategi mata uang di DailyFX.
"Jika angka inflasi lebih kuat dari yang diharapkan, menyusul laporan pekerjaan yang solid minggu lalu, kita bisa melihat beberapa ekspektasi penurunan suku bunga untuk tahun depan turun, yang akan menjadi negatif emas."
The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 225 basis poin (bps) sejak Maret karena para pejabat mencoba untuk meredam inflasi yang tinggi.
Pasar emas mendekati harga dalam kenaikan suku bunga 75 bps pada pertemuan September, sehingga setiap perubahan dari itu akan berdampak pada emas, tambah Hansen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News