Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang semakin memburuk akibat perselisihan di Hong Kong membuat harga emas kembali naik. Namun, analis memproyeksikan sentimen tersebut tidak akan berlangsung lama membuat harga emas melambung.
Mengutip Bloomberg, Kamis (28/5), harga emas pengiriman Agustus 2020 di Commodity Exchange menguat 0,69% ke US$ 1.738 per ons troi.
Baca Juga: Banjir stok minyak AS, harga minyak mentah kembali ambles
Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan, bentrokan AS dan China yang tidak terhindarkan ini memicu harga emas naik. Hubungan AS dan China makin memanas setelah muncul kabar Tiongkok menyetujui undang-undang keamanan Hong Kong yang bertujuan menjauhkan Hong Kong mendapat campur tangan dari negara asing.
Namun, Suluh menyangsikan penguatan harga emas akan berlangsung lama. "Memang konflik AS dan China menjadi pemicu kenaikan harga tetapi, seperti yang sudah-sudah deal trade war akan kembali muncul," kata Suluh, Kamis (28/5).
Baca Juga: Selepas tengah siang, harga emas spot bergerak di US$ 1.719,11 per ons troi
Ketegangan AS dan China yang kembali muncul ini Suluh proyeksikan tidak akan signifikan membuat emas menguat dari US$ 1,693 per ons troi menjadi sentuh level tertinggi di US$ 1.760 pada April lalu. Suluh memproyeksikan berat untuk harga emas menyentuh US$ 1.800 per ons troi di tahun ini.
"Belum saatnya harga emas untuk naik signifikan, tidak bisa dihitung secara kuartal atau tahunan tetapi satu dekade," kata Suluh.