Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas semakin lesu. Harga logam mulia ini terjun pada perdagangan kemarin dan kembali turun di awal perdagangan pagi ini.
Kamis (20/10) pukul 7.11 WIB, harga emas spot melemah 0,16% ke US$ 1.626,79 per ons troi. Kemarin, harga emas merosot 1,38%. Harga emas spot berada di level terendah dalam hampir empat pekan terakhir.
Sedangkan harga emas kontrak Desember 2022 di Commodity Exchange turun 0,15% ke US$ 1.630.80 per ons troi yang merupakan level terendah sejak April 2020 atau 18 bulan terakhir. Kemarin, harga emas berjangka juga melemah 1,30%.
Harga emas turun karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury naik. Prospek harga emas lebih lanjut ditekan oleh potensi kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve.
Baca Juga: Turun, Ini Rincian Harga Emas Pegadaian Hari, di Kamis, 20 Oktober 2022
"Pasar terus khawatir tentang pengetatan moneter Federal Reserve yang agresif," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities kepada Reuters. Dia mengatakan bahwa pasar emas merespons kenaikan suku bunga curam.
Beberapa pejabat Fed telah menegaskan kembali komitmen bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga secara agresif untuk memerangi lonjakan inflasi. Para pelaku pasar memperkirakan kenaikan 75 basis poin pada November.
Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Stabil di Level Rp 940.000 Per Gram, Rabu (19/10)
"Penurunan di bawah terendah September di (sekitar) US$ 1.615 terlihat sangat mungkin sekarang, dengan US$ 1.600 menjadi target penurunan berikutnya," Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index, mengatakan dalam sebuah catatan.
Penguatan dolar AS yang sebesar 0,7% membuat emas batangan lebih mahal untuk pembeli dalam mata uang lain. Sementara imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi sejak 2008.
"Korelasi emas kontrak tiga bulan dengan aset lain telah menguat juga, yaitu dengan S&P 500, bitcoin, Brent dan dengan indeks volatilitas VIX," kata Standard Chartered dalam sebuah catatan tertanggal Selasa (18/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News