Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas spot melonjak 1% dan berhasil kembali berada di atas level US$ 1.900 per ons troi. Katalis bagi harga si kuning datang dari pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) serta harapan adanya stimulus baru AS untuk meringankan penderitaan ekonomi akibat virus corona.
Kamis (1/10), harga emas spot menguat 1,2% menjadi US$ 1.907,46 per ons troi. Bahkan harga sempat menggapai level tertinggi sejak 22 September saat berada di US$ 1.911,66 per ons troi.
Setali tiga uang, harga emas berjangka kontrak pengiriman Desember 2020 ditutup naik 1,1% menjadi US$ 1.916,30 per ons troi.
Kini investor menanti pembicaraan lanjutan antara Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk mencapai kesepakatan tentang stimulus baru Covid-19 yang telah lama ditunggu-tunggu.
Baca Juga: Wall Street kembali reli di tengah pesimisme kelanjutan pembicaraan stimulus
"Jika ada kesepakatan, kemungkinan stimulus akan menghidupkan kembali gagasan bahwa inflasi akan bergerak menuju target Federal Reserve. Dan ini sejalan dengan kebijakan penekanan suku bunga yang dilakukan The Fed yang merupakan katalis baik bagi emas," kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies TD Securities.
Dia menambahkan, terobosan penghalang sudah diatasi setelah emas capai psikologis di US$ 1.900 yang akhirnya bisa mendorong pasar secara teknis sedikit lebih tinggi.
Turut membantu pergerakan emas adalah indeks dolar AS yang jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu. Ini membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, aktivitas manufaktur AS secara tak terduga melambat pada bulan September karena pesanan baru yang turun. Di saat yang sama, data klaim pengangguran mingguan Negeri Paman Sam AS juga melayang lebih rendah tetapi tetap pada tingkat resesi. Ini semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe-haven.
"Penggerak utama (untuk emas) adalah uang investasi dan reaksi ke berita utama ekonomi, berita utama geopolitik, dan dolar," tambah David Govett, Chief Executive Govett Precious Metals.
"Banyak dari hal-hal itu yang menjadi faktor, tapi itu akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik, dan karena itu emas akan mendapatkan keuntungan dan kembali ke US$ 2.000," pungkas Govett.
Selanjutnya: Harga minyak acuan ditutup anjlok 3% setelah banjir pasokan dari OPEC
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News