Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas kembali menguat seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan, kini dolar AS berada di dekat level terendahnya dalam tiga bulan dan di tengah kekhawatiran ekonomi yang jatuh akibat pandemi virus corona.
Selain itu, kini investor pun fokus pada pertemuan FOMC yang dilakukan tengah pekan ini. Pelaku pasar menanti petunjuk dari Federal Reserve terkait kebijakan ekonomi AS selanjutnya.
Mengutip Reuters, Selasa (9/6) pukul 08.30 WIB, harga emas spot naik 0,4% menjadi US$ 1.700,78 per ons troi. Sementara itu, harga emas berjangka AS stagnan di level US$ 1.705,60 per ons troi.
Seperti diketahui, the greenback kini bergulir di dekat level terendah dalam tiga bulan. Ini membuat harga emas lebih murah untuk investor yang memegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Harga minyak menguat lebih dari 1% berkat optimisme pemulihan ekonomi global
Namun, kebijakan The Fed yang meringankan persyaratan untuk program pinjaman "Main Street", guna mendorong lebih banyak bisnis dan bank untuk berpartisipasi membuat penguatan si kuning terbatas.
Pelaku pasar pun mulai melihat, dalam pertemuan The Fed pekan ini, realisasi suku bunga negatif tidak akan terjadi, terlebih setelah data tenaga kerja AS di bulan Mei positif.
Seperti diketahui, emas cenderung melemah saat suku bunga rendah karena dapat mengurangi biaya peluang memegang bullion yang tidak menghasilkan keuntungan. Emas lebih dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Dalam proyeksi Bank Dunia pada Senin (8/6), pandemi akan menyebabkan output ekonomi global kontraksi 5,2% pada tahun 2020. Peringatan lebih lanjut bahwa perkiraan terbaru akan direvisi ke bawah jika ketidakpastian dan shutdown tetap ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News