Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas cenderung stabil dalam sepekan terakhir ini. Jumat (10/2), harga emas spot menguat 0,20% ke US$ 1.865,57 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas spot hanya menguat 0,03%.
Sedangkan harga emas kontrak April 2023 di Commodity Exchange turun 0,21% pada perdagangan kemarin dan ditutup pada US$ 1.874,50 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka melemah 0,11%.
Investor menunggu data harga konsumen Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pada Selasa, 14 Februari. Sementara kekhawatiran akan resesi global, reli yang kuat di pasar dunia menunjukkan optimisme kembali. Hal ini dapat meringankan siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 2.000 Menjadi Rp 1.028.000 Per Gram, Sabtu (11/2)
Indeks harga konsumen naik tipis 0,1% pada bulan Desember, meningkat dari penurunan 0,1% bulan sebelumnya. Sementara data Selasa depan kemungkinan akan menunjukkan CPI naik 0,4% bulan ke bulan, menurut untuk survei ekonom Reuters.
"Kita harus melihat kemajuan yang signifikan dan berkelanjutan pada inflasi sebelum otoritas di sisi moneter akan merasa nyaman untuk membiarkan suku bunga berporos lebih rendah," kata Bart Melek, kepala strategi pasar komoditas di TD Securities kepada Reuters.
Indeks dolar menguat 0,7% dalam sepekan ke 103,63. Penguatan nilai tukar dolar AS disertai kenaikan yield US Treasury ke level tertinggi dalam sebulan terakhir.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Investor Harus Fokus Akumulasi Emas!
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Tetapi suku bunga yang lebih tinggi cenderung meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Pasar uang sekarang memperkirakan puncak dalam siklus suku bunga Fed akan berada di 5,15% pada bulan Juli.
"Laporan CPI AS minggu depan dapat memainkan peran besar ke mana (emas) mengarah berikutnya. Tekanan ke atas lebih lanjut pada imbal hasil berpotensi bertindak sebagai beban mati jika kita menembus di bawah support US$ 1.850," kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets, dalam sebuah catatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News