Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menguat lebih dari 2% dalam sepekan terakhir. Pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury menjadi penyokong kenaikan harga logam mulia.
Aset investasi negeri Paman Sam seperti dolar AS dan yield US Treasury turun di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan menyelesaikan pengetatan kebijakan moneter.
Harga emas spot naik 2,09% sepanjang minggu ini ke level US$ 1.980,82 per ons troi. Sedangkan harga emas berjangka menguat 2,45% sepekan ke US$ 1.984,70 per ons troi.
"Ada potensi kuat bagi emas untuk terus menguat lagi. Tetapi harga harus bergerak turun sebelum kenaikan berikutnya dan mungkin menguji level US$ 2.000," kata Everett Millman, chief analis pasar di Gainesville Coins kepada Reuters.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 5.000 ke Rp 1.100.000 Per Gram, Sabtu (18/11)
Millman mengatakan, data ekonomi AS yang dirilis pekan ini memperkuat harapan bahwa The Fed kemungkinan selesai dengan kenaikan suku bunga sehingga menaikkan minat pada emas. Pasar kini memperkirakan penurunan suku bunga pada awal Mei tahun depan setelah data menunjukkan melambatnya inflasi.
Indeks harga konsumen AS tidak berubah pada bulan Oktober. Serangkaian data lain menyoroti bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih dari perkiraan pada minggu lalu.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (18/11) di Pegadaian Naik, Cek Updatenya di Sini
Suku bunga yang lebih rendah memberikan tekanan pada dolar AS dan imbal hasil obligasi. Pelemahan dolar dan yield surat utang meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Dari segi fisik, pembeli India mengabaikan rekor harga lokal yang tinggi pada minggu ini dengan melakukan pembelian emas selama minggu festival Diwali di negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News