kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas naik 0,07% di level US$ 1.477,28 per ons troi (Pukul 15.04 WIB)


Selasa, 17 Desember 2019 / 15:06 WIB
Harga emas naik 0,07% di level US$ 1.477,28 per ons troi (Pukul 15.04 WIB)
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan sampel emas batangan di Butik Emas Logam Mulia, Jakarta, Senin (9/12/2019).


Reporter: Azis Husaini, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Harga emas naik pada Selasa (17/12) pukul 15.04 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.477,28 per ons troi, naik 0,07% dari harga penutupan perdagangan kemarin pada US$ 1.476,18 per ons troi.

Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Februari 2020 di Commodity Exchange berada di US$ 1.480,30 per ons troi, juga naik 0,01% dari posisi kemarin US$ 1.480,50 per ons troi.

Baca Juga: Investor masih belum yakin dengan kesepakatan fase I, begini pergerakan harga emas

Penundaan tarif impor AS atas US$ 160 miliar produk dari China pada hari Minggu (15/12) menandai rencana kesepakatan perdagangan fase satu yang rencananya diteken bulan depan. "Kesepakatan dagang ini tidak berarti secara fundamental ekonomi membaik, tapi berarti bahwa kondisi tidak akan turun lebih dalam. Masih tetap ada risiko turun," kata Bart Melek, head of commodity strategist TD Securities kepada Reuters.

Harga emas tertekan bursa saham AS yang mencetak rekor tertinggi. Tapi, rekor bursa saham dan kesepakatan dagang tidak menekan harga emas turun dalam.

Han Tan, analis FXTM mengatakan, pelaku pasar yang tidak sepenuhnya meninggalkan emas ini menunjukkan masih ada kekhawatiran. "Ada kekhawatiran seberapa besar cakupan kesepakatan dan seberapa besar kesepakatan fase satu ini bisa mengangkat tekanan ekonomi global tahun depan," kata Han Tan.

Baca Juga: Terus rekor, harga paladium berpeluang melejit hingga US$ 3.000

Di sisi lain, harga paladium dan platinum naik. Goldman Sachs mengatakan bahwa kenaikan harga paladium dipicu defisit pasokan. Sementara pasokan platinum masih surplus.

Tapi, substitusi paladium ke platinum mungkin belum akan terjadi hingga ada defisit fisik ekstrem yang menciptakan masalah pada produksi mobil yang memaksa produsen otomotif mengalihkan sumber bahan baku lebih murah. "Hingga saat itu terjadi, harga paladium akan jauh lebih moncer daripada platinum," imbuh Goldman Sachs dalam catatan yang dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×