Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves) mengakibatkan harga emas kembali tertekan. Pelemahan harga komoditas logam mulai diperkirakan berlanjut pada perdagangan besok (22/5).
Mengutip bloomberg, Senin (21/5) pukul 17.32 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2018 di Commodity Exchange turun 0,10% ke US$ 1.283 per ons troi.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menjelaskan, penurunan harga emas disebabkan dua sentimen. Pertama, dollar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada Juni mendatang. Kedua, yield obligasi pemerintah AS yang terus naik, sehingga membuat pelaku pasar beralih menginvestasikan dananya ke pasar AS.
"Yield obligasi AS mencapai 3,99% dan dianggap bagus. Dollar AS semakin perkasa, sehingga harga emas kemungkinan semakin tertekan," kata Ibrahim, hari ini.
Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal juga menilai, ekspektasi pelaku pasar terhadap rencana kenaikan suku bunga The Fed membuat mereka beralih memegang dollar AS. Mata uang the greenback dianggap sebagai aset yang bisa menghasilkan bunga, sebaliknya emas tidak menghasilkan yield.
Selain itu, China bersama AS bertemu untuk membicarakan negosiasi dagang pada hari ini. Namun negosiasi kedua negara ini belum menghasilkan apa-apa. Meski negosiasi kedua negara ini belum menghasilkan keputusan, namun tidak menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku pasar. Dus, pamor emas sebagai aset safe haven berkurang.
Ibrahim memproyeksikan, besok (22/5), harga emas masih melemah di kisaran US$ 1.276-US$ 1.288 per ons troi. Sedangkan, sepekan, emas diperkirakan bergerak antara US$ 1.270-US$ 1.289 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News