Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Harga emas bertahan stabil di bawah level US$ 4.000 per ons pada Jumat (10/10/2025), didorong oleh meningkatnya permintaan safe-haven akibat ketegangan geopolitik dan ekonomi yang masih berlangsung, sekaligus meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut di Amerika Serikat.
Spot gold tercatat turun tipis 0,2% menjadi US$ 3.968,69 per ons pada pukul 03:40 GMT, namun mencatat kenaikan mingguan sebesar 2,2%. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember naik 0,3% menjadi US$ 3.982,6 per ons.
Perak juga menguat 0,3% ke level US$ 49,25 per ons, meski turun dari rekor tertinggi $51,22 yang dicapai pada Kamis (9/10/2025).
Baca Juga: Rekor Anyar, Harga Emas Tembus US$ 4.000 per troi ons untuk Pertama Kalinya
“Pasar opsi menunjukkan adanya kenaikan volatilitas bersamaan dengan perlindungan terhadap penurunan harga emas di fase akhir rally ini. Sepertinya ini saat yang tepat bagi para investor untuk merealisasikan keuntungan. Namun, saya memperkirakan koreksi harga kemungkinan terbatas,” kata Matt Simpson, analis senior City Index.
Di tengah kondisi ini, pemerintah Israel meratifikasi gencatan senjata dengan Hamas pada Jumat, membuka jalan bagi penghentian permusuhan di Gaza dalam 24 jam dan pembebasan sandera Israel dalam 72 jam setelahnya, meski serangan Israel di wilayah tersebut masih berlanjut.
Para analis ANZ mencatat bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi, inflasi tinggi, perubahan lanskap geopolitik, serta diversifikasi dari aset dan dolar AS akan menjaga permintaan investasi dan pembelian emas oleh bank sentral tetap kuat.
Pemangkasan suku bunga yang kembali dilakukan juga diperkirakan akan mendukung harga emas.
Baca Juga: Harga Emas Tembus US$ 4.000, Perak Cetak Rekor Baru di Tengah Guncangan Global
Emas sempat menembus level US$ 4.000 per ons untuk pertama kali pada Rabu, mencapai rekor tertinggi US$ 4.059,05.
Aset non-yield ini, yang tradisional dianggap sebagai lindung nilai saat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi meningkat, telah menguat sekitar 52% sepanjang tahun ini.
Kenaikan emas didorong oleh ketegangan geopolitik, pembelian agresif oleh bank sentral, arus masuk dana ETF, ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, dan ketidakpastian ekonomi terkait tarif perdagangan.
Notulen rapat Federal Reserve AS pada September lalu menunjukkan pejabat Fed sepakat bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja cukup tinggi untuk mendukung pemangkasan suku bunga, meski tetap berhati-hati menghadapi inflasi yang membandel.
Baca Juga: Harga Emas Kehilangan Katalis Pendongkrak untuk Naik Lebih Tinggi Lagi
Fed melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga pada September dengan penurunan 25 basis poin, dan pasar memperkirakan penurunan tambahan 25 bp pada Oktober dan Desember dengan probabilitas masing-masing 95% dan 80%.
Sementara itu, logam mulia lainnya mengalami tekanan. Platinum turun 1% menjadi $1.601,78 per ons, dan palladium jatuh 2,3% ke US$ 1.379,25 per ons.
Selanjutnya: Sejumlah Pemda Protes Pemangkasan Anggaran TKD, Purbaya: Perbaiki Dulu Belanjanya
Menarik Dibaca: Kripto Zcash Bertahan di Puncak Top Gainers, Mantle Terdepak ke Top Losers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News