kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga emas masuk siklus bearish


Minggu, 29 Oktober 2017 / 15:19 WIB
Harga emas masuk siklus bearish


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski naik tipis pada akhir pekan, namun harga emas cenderung melandai sejak awal Oktober. Bahkan, pergerakan logam mulia sulit untuk kembali ke level US 1.300 per ons troi. Emas diselimuti sejumlah sentimen negatif.

Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menilai, sekarang emas memang tengah masuk dalam siklus bearish. Sejak dua tahun terakhir, periode Oktober-November, harga emas memang cenderung terkoreksi, karena Bank Sentral AS selalu berencana menaikkan suku bunga pada akhir tahun. Siklus bearish ini terjadi karena pasar sudah mengambil langkah antisipasi rencana sejak awal.

“Sebenarnya pelaku pasar sudah memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Desember,” paparnya, akhir pekan ini.

Ditambah lagi mulai 1 November nanti Senat AS akan menerapkan aturan pemotongan pajak untuk dunia usaha dari 35% menjadi 20%. Potongan pajak itu akan diberikan dengan syarat pengusaha memulangkan dananya kembali ke AS. Kondisi ini akan menguntungkan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) sekaligus menjadi katalis negatif bagi emas.

Putu Agus Pransuamitra, analis PT Monex Investindo Futures menambahkan, salah satu tekanan terhadap emas datang dari bursa pemilihan pengganti Gubernur The Fed Janet Yellen yang akan pensiun pada Februari tahun depan. Saat ini, John Taylor merupakan kandidat yang kuat. Apabila sosok yang dikenal dengan pandangan hawkish itu terpilih, bisa jadi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS akan menjadi lebih cepat dari biasanya.

“Tanggal 1 November nanti akan ada pertemuan FOMC. Sampai pekan depan emas masih akan berada dalam tekanan,” ujarnya.

Satu-satunya hal yang bisa mengembalikan pamor emas hanya kondisi politik dan geopolitik. Tanpa adanya konflik maka permintaan emas sebagai aset lindung nilai akan turun. Menurut Putu, sejauh ini emas masih minim sentimen positif.

Mengutip Bloomberg, Jumat (27/10) harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 ditutup naik tipis 0,17% ke level US$ 1.271,80 per ons troi dari hari sebelumnya. Namun, selama sepekan terakhir, harganya masih tergerus sebesar 0,68%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×