kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas masih rawan koreksi


Senin, 15 Juli 2013 / 08:41 WIB
Harga emas masih rawan koreksi
ILUSTRASI. 4 Manfaat Masker Oatmeal untuk Perawatan Kulit Wajah, Cobain Yuk!


Reporter: Agus Triyono, Cindy Silviana Sukma | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Harga emas turun tipis setelah rally panjang. Para pelaku pasar melakukan aksi ambil untung, Kamis (11/7), menghentikan kenaikan tajam harga emas yang terjadi selama sepekan sebelumnya.

Di Bursa Comex akhir pekan lalu, harga emas untuk pengiriman Agustus melemah 0,15% ke angka US$ 1.277,6 per ons troi. Meski ditutup melemah pada hari Jumat, harga emas masih tercatat naik 2,56% dalam sepekan terakhir.

Harga emas menghentikan rally kenaikan setelah Kamis (11/7) lalu Ben Bernanke, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa kemungkinan besar The Fed akan mempertahankan program stimulus moneter. Pernyataan ini memicu permintaan investor di instrumen alternatif selain emas.

Analis Millennium Penata Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan bahwa terjadinya koreksi harga emas akhir pekan lalu disebabkan oleh minimnya data positif penopang harga emas. Faktor lain, penurunan harga emas disebabkan oleh pergerakan teknikal harga emas seusai penguatan tajam Kamis lalu.

Analis Megagrowth Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, emas terlihat konsolidatif setelah hasil risalah FOMC dan pernyataan Gubernur bank sentral AS (The Fed) kurang tegas dengan jadwal pengurangan stimulus. "FOMC dan Bernanke masih menjadi faktor utama dimana harga emas dan komoditas lainnya mengalami konsolidasi," ujarnya.

Di samping itu, permintaan emas fisik dunia tengah berkurang. Penjualan emas fisik Perth Mint Australia turun dalam dua bulan berturut-turut. Penjualan emas koin dan batangan salah satu produsen emas terbesar ini turun 47% pada bulan Juni.

India, konsumen emas fisik terbesar, mengurangi impornya untuk memangkas defisit neraca. Bahkan, diperkirakan, impor India masih akan tergerus 80% di Juni dan akan melemah di Juli dan Agustus.

Suluh menilai, tren koreksi harga emas akhir pekan kemarin masih dalam kisaran yang wajar. Apalagi, bila melihat tren penurunan harga emas belum mencapai 50% dari harga sehari sebelumnya.

Menurut perkiraan Suluh, walaupun di akhir pekan mengalami koreksi, emas akan melanjutkan penguatannya. Menurutnya emas sudah mulai menemukan titik baliknya untuk kembali menguat.

Perkiraan ini dibuat berdasarkan pergerakan emas pada sesi akhir pekan yang sempat menguat ke level harga US$ 1.298. "Tapi belum mampu ditembusnya harga US$ 1.300 akan membuat harga emas rawan koreksi, khususnya kalau data AS baik," kata Suluh.

Wahyu mengungkapkan hal senada. Emas masih gagal menembus US$ 1.305 per ons troi. "Kegagalan menembus US$ 1.305 per ons troi pekan lalu menandakan masih kuatnya tren bearish," ujar Wahyu.

Meski kondisinya berada di oversold, outlook masih belum berubah. Level US$ 1.180 per ons troi menjadi support terdekat dan level US$ 1.305 per ons troi berada pada resistance terdekat harga emas. Wahyu mengatakan, jika emas berhasil menembus US$ 1.305 per ons troi, maka ia dapat membatalkan sementara outlook bearish jangka pendek.

Secara teknikal, Suluh mengatakan bahwa harga emas sepekan ke depan akan cenderung menguat terbatas. Ini bisa dilihat dari pergerakan naik indikator stochastic dari level 60% ke 70%. Harga yang masih berada di bawah moving average (MA) 100 dan relative strength index (RSI) yang ada di level 47% cenderung bergerak ke bawah menunjukkan bahwa tren turun harga emas masih aka terjaga. Moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area - 28 menunjukkan bahwa tren turun harga emas masih akan berlangsung.

Suluh memperkirakan bahwa sepekan ke depan emas akan menguat terbatas di kisaran harga US$ 1.250- US$ 1.315 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×