kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Emas Masih Bisa Bullish Tanpa Sentimen Ketegangan Rusia-Ukraina


Minggu, 20 Februari 2022 / 16:50 WIB
Harga Emas Masih Bisa Bullish Tanpa Sentimen Ketegangan Rusia-Ukraina
ILUSTRASI. Ketegangan Rusia-Ukraina membuat harga emas masuk dalam tren menguat paling tidak untuk jangka pendek.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan Rusia dan Ukraina semakin memanas. Kondisi politik tersebu membuat harga emas masuk dalam tren menguat paling tidak untuk jangka pendek. 

Mengutip data Bloomberg, Kamis (17/2), harga emas di Commodity Exchange kontrak pengiriman April 2022 sempat menyentuh rekor tertinggi di US$ 1.902 per ons troi. Namun, di Jumat (18/2) harga terkoreksi 0,12% ke US$ 1.899 per ons troi. 

Sementara harga emas keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga melambung di Minggu (20/2), mencapai Rp 969.000 per gram. Harga tersebut naik Rp 16.000 sejak pekan lalu. Sementara, harga buyback berada di Rp 874.000. Harga tersebut dalam sepekan naik Rp 17.000. 

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, harga emas terangkat naik karena didukung perkembangan hubungan Rusia dan Ukraina yang semakin memanas. Kekhawatiran global tersebut membuat emas diburu sebagai aset safe haven. Wahyu memproyeksikan, dalam jangka pendek harga emas masih akan naik karena sentimen tersebut. 

Baca Juga: Harga Emas Tergelincir dari Level US$1.900, Pertemuan AS-Rusia Meredupan Si Kuning

Namun, dalam jangka panjang atau di sepanjang tahun ini, harga emas belum tentu akan terus naik jika hanya didukung sentimen geopolitik Rusia dan Ukraina. Secara fundamenal, Wahyu mengatakan,  kebijakan moneter The Federal Reserved (The Fed) yang berdampak pada pergerakan yield US Treasury menjadi faktor yang juga akan menggerakkan emas. Begitu pun isu tingkat suku bunga riil. 

"Emas menyukai inflasi tetapi selama pengetatan suku bunga AS tidak secara signifikan mengikis kelebihan inflasi di atas suku bunga, maka harga emas bisa menguat," kata Wahyu, Minggu (20/2). Dengan kata lain, selama suku bunga atau imbal hasil riil tetap berada di jalur yang menurun, harga emas bisa bertahan bullish

Selain itu, Wahyu melihat, pergerakan rupiah juga akan dipengaruhi oleh perbedaan tingkat yield di berbagai negara. "Jika hanya The Fed yang menaikkan suku bunga mungkin emas sulit menguat," kata Wahyu. 

Namun, sejauh ini Bank of England (BoE) masih mengikuti langkah kenaikan suku bunga, bahkan European Central Bank (ECB) juga sudah membuka wacana untuk menaikkan suku bunga di tahun ini. "Perubahan kebijakan ECB menjadi fundamental yang mendukung harga emas naik," kata Wahyu. 

Wahyu optimistis harga emas bisa tetap naik tanpa ada sentimen geopolitik Rusia dan Ukraina, jika suku bunga naik memicu ancaman finansia dan memaksa suku bunga untuk kembali turun. 

Wahyu memproyeksikan level US$ 2.000 terbuka untuk emas capai. Ia juga menilai harga emas Antam juga akan naik. Apalagi jika dollar AS melemah maka harga emas Antam berpotensi naik seiring kenaikan emas global. 

Namun, jika dollar AS menguat dan emas global melemah, emas Antam masih bisa naik karena rupiah melemah dan emas Antam menjadi hedge rupiah terhadap dollar AS. 

Wahyu mengamati harga emas Antam cendeurng naik tiap tahun bahkan berpotensi naik sentuh rekor baru. Wahyu memproyeksikan emas Antam berpotensi menguat ke Rp 1 juta-Rp 1,2 juta. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 2.000 Menjadi Rp 969.000 Per Gram Pada Sabtu (19/2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×