kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45867,20   12,42   1.45%
  • EMAS1.357.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Emas Masih Berpotensi Turun pada Kamis (13/6), Ini Penjelasan dari Analis DCFX


Kamis, 13 Juni 2024 / 11:31 WIB
Harga Emas Masih Berpotensi Turun pada Kamis (13/6), Ini Penjelasan dari Analis DCFX
ILUSTRASI. A view shows ingots of 99.99 percent pure gold in a workroom during production at Krastsvetmet precious metals plant in the Siberian city of Krasnoyarsk, Russia, May 23, 2024. REUTERS/Alexander Manzyuk


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diperkirakan akan mengalami penurunan pada Kamis (13/6). Berdasarkan Trading Economics, saat ini harga emas merosot 0,28% ke level US$ 2.314 per troi ons pukul 10.30 WIB. 

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, kondisi penurunan ini karena beberapa faktor ekonomi terkini, termasuk berita Consumer Price Index (CPI) dan rilis berita Federal Open Market Committee (FOMC).

Baca Juga: Harga Emas Spot Turun ke US$2.313,92 Jelang Kamis (13/6) Siang

Fischer menjelaskan, setelah rilis berita CPI yang menunjukkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), emas sempat mengalami penguatan. Namun, kondisi ini berubah setelah rilis berita FOMC yang memperkuat kembali dolar AS. 

Ia menilai bahwa harga emas cenderung turun karena harga saat ini lebih rendah dibandingkan dengan level resistance tertinggi sebelumnya dan tren penurunan masih berlanjut.

Secara teknikal, Fischer melihat, trendline harga emas masih berada dalam tren menurun, yang berarti tekanan jual masih dominan.

Sementara itu, analisis candlestick mengindikasikan pola bearish yang konsisten, memperkuat prediksi bahwa harga emas akan turun lebih lanjut.

Baca Juga: Emas Mengurangi Kenaikan Setelah The Fed Mengurangi Perkiraan Pemotongan Suku Bunga

Selain analisis teknikal, Fischer juga menyoroti beberapa faktor fundamental yang mempengaruhi harga emas.

Dalam beberapa bulan terakhir, emas sempat mencapai level tertinggi hampir US$ 2.450 pada bulan Mei. Namun, harga tersebut kemudian mengalami penurunan menjadi sekitar US$ 2.300. 

“Meskipun demikian, banyak analis tetap optimis mengenai prospek jangka panjang emas yang masih terus menguat,” kata Fischer dalam riset hariannya, Kamis (13/6). 

Fischer menyebutkan, analis dari Citi, misalnya, dalam sebuah catatan menyatakan bahwa harga emas dapat melonjak hingga US$ 3.000 dalam 12 bulan ke depan.

Optimisme ini didasarkan pada faktor-faktor seperti permintaan yang kuat dari bank sentral dan stagnasi pasokan akibat penurunan produksi, yang cenderung mendukung kenaikan harga emas.

Citi memperkirakan, bahwa pasar emas akan tetap didukung di atas US$ 2.000 - US$ 2.200 per ons troi dan secara teratur menguji harga tertinggi nominal hingga akhir 2024 sebelum melonjak menjadi US$ 3.000 pada tahun 2025. 

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian 13 Juni, Antam Naik Rp 9.000, dan UBS Naik Rp 11.000

“Perubahan negatif dalam pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan menjadi faktor positif bagi emas, karena meningkatkan permintaan untuk aset safe haven,” imbuhnya. 

Secara keseluruhan, Fischer mengatakan bahwa prediksi harga emas hari ini menunjukkan tren penurunan, didukung oleh analisis teknis dan tekanan jual dalam jangka pendek diperkirakan masih akan berlanjut. 

Namun, dalam jangka panjang, Fischer sebut, banyak analis tetap optimis terhadap prospek emas, melihat potensi kenaikan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×