Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Emas Tetap Stabil Menjelang Keputusan Kebijakan Moneter Amerika Serikat the Federal Reserve (FED)
Kantor berita Reuters melaporkan, harga emas di pasar spot tetap stabil pada hari Selasa (2/5) yakni mencapai US$ 1,982.58 per ons troy pada 0012 GMT.
Sementara harga emas berjangka AS turun 0,1% menjadi US$ 1.990,80 ons troy.
Pelaku pasar menunggu keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve Amerika Serikat (FED) dan Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan berlangsung pada 2-3 Mei dan hari Kamis (4/5).
Federal Reserve secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kali ini.
Namun, kenaikan suku bunga cenderung menurunkan permintaan untuk aset dengan imbal hasil nol, meskipun emas dikenal sebagai aset untuk lindung nilai dari inflasi.
Sebelumnya, harga emas batangan mengalami penurunan karena nilai dolar yang meningkat setelah data manufaktur AS yang lebih baik dari perkiraan.
Institute for Supply Management (ISM) melaporkan pada hari Senin bahwa PMI manufaktur naik menjadi 47,1 bulan lalu dari 46,3 pada bulan Maret, yang merupakan pembacaan terendah sejak Mei 2020.
Pada hari Senin, regulator AS telah menyita First Republic Bank dan menjual asetnya ke JP Morgan Chase & Co untuk menyelesaikan kegagalan bank AS terbesar sejak krisis keuangan 2008.
Sementara secara fisik, impor emas India dari UEA dapat meningkat dengan penggunaan yang lebih baik dari kesepakatan perdagangan antara kedua negara.
Perak spot datar di US$ 24,97 per ons troy, platinum naik 0,2% menjadi US$ 1.051,33 per ons troy dan paladium naik tipis 0,2% menjadi US$ 1.454,06 per ons troy.
Jika Federal Reserve mengkonfirmasi jeda dalam kenaikan suku bunga, harga emas batangan dapat kembali naik di atas level US$ 2.000 per ons troy dan memicu pengembalian emas yang lebih kuat.
Namun, jika keputusan yang diambil oleh bank sentral tidak mendukung, itu akan menurunkan daya tarik aset dengan imbal hasil nol dan mempengaruhi harga emas di pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News