kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Emas Ditutup Anjlok 1,3%, Melayang di Dekat Level Terendah 2,5 Tahun


Selasa, 27 September 2022 / 06:01 WIB
Harga Emas Ditutup Anjlok 1,3%, Melayang di Dekat Level Terendah 2,5 Tahun
ILUSTRASI. Harga emas spot anjlok 1,3% karena The Fed dan penguatan dolar AS


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas melayang di dekat level terendah 2,5 tahun pada hari Senin, karena imbal hasil Treasury yang lebih tinggi dan dolar yang lebih kuat, sementara kegelisahan atas kenaikan suku bunga AS mengurangi daya tarik untuk emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Senin (26/9), harga emas spot ditutup anjlok 1,3% ke US$ 1.622,36 per ons troi, setelah sempat turun ke level US$ 1.620,85 per ons troi, yang merupakan harga terendah sejak April 2020.

Setali tiga uang, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2022 ditutup melemah 1,3% ke US$ 1.633,40 per ons troi.

"Emas bukan satu-satunya aset lindung nilai. Uang juga masuk ke Treasury AS," kata Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures

Prospek emas bergantung pada Federal Reserve (The Fed), kata Haberkorn, menambahkan bahwa "ini semacam badai yang harus Anda hadapi sekarang jika Anda seorang investor emas."

Baca Juga: Harga Emas Spot ke Level Terendah 2,5 Tahun Gara-Gara Penguatan Dolar AS

Suku bunga AS yang lebih tinggi menumpulkan daya tarik emas dengan imbal hasil nol, sambil memperkuat dolar AS dan imbal hasil obligasi.

Emas telah kehilangan lebih dari US$ 400, atau lebih dari 20%, sejak naik di atas level kunci US$ 2.000 per ons pada bulan Maret karena bank sentral utama menaikkan suku bunga.

Penguatan dolar AS membuat emas lebih mahal untuk pembeli luar negeri. Di mana, indeks dolar AS mencapai level tertinggi sejak 2002.

"Pergerakan dolar belum berakhir dan itu akan menjaga tekanan pada emas batangan," ujar Edward Moya, Senior Analyst OANDA dalam sebuah catatan.

Sementara prospek kenaikan suku bunga lebih meredam sentimen terhadap emas saat ini, beberapa analis mengatakan emas batangan masih tetap didukung oleh risiko resesi dan ketegangan geopolitik.

"Kami mendapat kekuatan dolar dan peningkatan imbal hasil Treasury AS, yang biasanya akan mendorong emas lebih rendah. Namun, secara umum, emas tidak terlalu buruk dalam skema ini," kata Ross Norman, seorang analis independen.

Di pasar fisik, impor emas bersih China melalui Hong Kong melonjak hampir 40% ke level tertinggi lebih dari empat tahun di bulan Agustus, data menunjukkan pada hari Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×