Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diprediksi masih akan berkilau. Terdapat sejumlah sentimen yang dinilai mampu menyepuh harga logam mulia ini.
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menyebutkan, salah satu sentimen datang dari pelemahan perekonomian global dan stabilitas keuangan global yang cukup fluktuatif. Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve alias The Fed dinilai masih memiliki potensi menaikkan suku bunga namun dengan ritme yang lebih lambat.
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini hanya akan tumbuh 2,7%, menurun dari perkiraan tahun lalu sebesar 3,2%. Sentimen juga datang dari adanya gejolak di pasar keuangan menyusul penutupan berbagai bank besar di Amerika Serikat dan di Swiss. Ini menjadi salah satu faktor yang mendorong pelaku pasar mencari aset dengan sifat safe haven, yakni emas.
Sementara itu, pembelian emas secara besar-besaran melalui investasi dan pembelian oleh bank sentral di berbagai negara masih cukup masif. Pada tahun lalu, permintaan emas mengalami peningkatan sebesar 18% menjadi 4.741 ton. Jika dirinci berdasarkan sumber permintaan, peningkatan permintaan agregat emas ditopang oleh investasi dan bank sentral yang naik 152,3% year-on-year (YoY) menjadi 1.136 ton.
Baca Juga: Emiten Industri Kimia Racik Formula Pendorong Kinerja, Begini Rekomendasi Sahamnya
Meski demikian, Panin Sekuritas memproyeksi pembelian emas oleh bank sentral akan melambat dari tahun lalu. Estimasi ini terlihat dari aktivitas bank sentral yang tercatat di International Monetary Fund (IMF) pada Januari 2023 dan Februari 2023 yang mencatat kenaikan cadangan emas masing-masing sebanyak 74 ton dan 52 ton, yang merupakan level tertinggi setidaknya sejak tahun 2010.
Dari dalam negeri, Felix mengatakan adanya meningkatnya kesadaran masyarakat akan investasi emas sebagai safe haven sejalan dengan volatilitas di pasar keuangan. Daya beli masyarakat terhadap emas mengalami peningkatan setelah mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Konsumsi emas per kapita Indonesia pada tahun 2022 mencapai 0,18 gram. Meskipun masih berada di bawah level sebelum pandemi 2019 yang mencapai 0,20 gram, Felix menilai angka konsumsi ini didukung oleh pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi. Namun demikian, tingkat konsumsi emas per kapita Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 0,56 gram, Singapura sebesar 2,81 gram, dan Thailand sebesar 0,54 gram.
Dengan faktor-faktor tersebut, Felix memproyeksi harga emas tahun ini akan ada di kisaran US$ 2.050 per oz, naik dari rata-rata tahun 2022 yakni US$ 1.804 per oz.
Rekomendasi saham
Panin Sekuritas menyematkan rekomendasi overweight terhadap sektor emas dengan pilihan utama alias top picks di sektor ini adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Selain didorong oleh solidnya harga komoditas, prospek ANTM juga ditopang oleh tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi logam mulia, terutama emas.
Emiten pelat merah ini juga memiliki eksposur yang tinggi terhadap emas. Hingga kuartal pertama 2023 penjualan emas ANTM menyumbang sekitar 70% dari total pendapatan.
“Kami melihat kesadaran masyarakat yang semakin meningkat untuk berinvestasi emas sebagai instrumen investasi safe haven di tengah gejolak pasar keuangan dan upaya pemasaran, penjualan dan buyback emas secara online dapat menjadi katalis positif bagi penjualan emas Aneka Tambang,” kata Felix, Kamis (1/6).
Dia merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.800. Selain ANTM, Felix juga merekomendasikan beli saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 5.500. Proporsi emas dalam total pendapatan MDKA berdasarkan laporan keuangan tahun 2022 sebesar 30,2%.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil, Intip Rekomendasi Saham Medco Energi (MEDC) Berikut Ini
Head of Research Sucor Sekuritas Edward Lowis merekomendasikan buy saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan target harga Rp 282. Menurut Lowis, BRMS merupakan emiten dengan proxy yang cukup bagus untuk emas. Dia memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 2.100 per oz di 2023, dengan menimbang resesi pasar dan potensi quantitative easing (QE) dari bank sentral utama.
Prospek BRMS juga didukung oleh pertumbuhan produksi yang masif. Dia memperkirakan bahwa produksi emas BRMS akan mencapai 44.444 oz dan 58.489 oz pada 2023-2024. Selain itu, BRMS juga memiliki empat aset utama dalam portofolionya, antara lain aset Citra Palu Mineral (proyek emas), Gorontalo Minerals (proyek tembaga dan emas), Dairi Prima Minerals (proyek seng dan timbal), dan Linge Mineral Resources (proyek emas).
Sucor Sekuritas juga menyematkan rekomendasi beli saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dengan target harga Rp 580.
“Kami melihat prospek harga emas yang lebih tinggi, ditambah dengan pertumbuhan laba yang kuat, akan memberikan sentimen terhadap harga saham HRTA dalam waktu dekat,” terang Edward.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News