Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diprediksi terus melaju. Kekhawatiran The Fed terhadap suku bunga menjadi salah satu faktor pendorongnya.
Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, peningkatan inflasi dan penurunan nilai dolar Amerika Serikat (AS) menjadi perhatian utama, yang membuat harga emas semakin menarik bagi investor. Fischer meyakini bahwa penurunan nilai dolar AS akan berlangsung cukup lama, memberikan momentum bagi emas untuk mencapai harga tertingginya.
Fischer memperkirakan kenaikan harga emas dalam kisaran US$ 2.250 per ons troi-US$ 2.300 per ons troi. Dia juga menyoroti bahwa tren kenaikan harga emas belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan yang cukup kuat, sehingga memberikan keyakinan tambahan bagi para investor.
Selain faktor-faktor fundamental, peristiwa berita juga turut memengaruhi pergerakan harga emas. Data ISM Manufacturing PMI dijadwalkan akan dirilis, yang diperkirakan akan memiliki dampak signifikan terhadap dolar AS.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 1 April 2024, Cek Daftarnya di Sini
"Dampak dari berita ini juga diantisipasi akan memengaruhi harga emas, sehingga para investor perlu memperhatikannya dengan cermat," tulisnya dalam riset, Senin (1/4).
Pada Senin (1/4), pukul 13.20 WIB, harga emas tercatat naik 1,31% ke US$ 2.262 per ons troi. Dalam sepekan harga emas telah melesat 4,13%.
Di Divisi Comex New York Mercantile Exchange, untuk penyerahan Juni mengalami kenaikan sebesar US$ 2 per ons troi, atau meningkat sebesar 1,90%. Harga emas kemungkinan akan mendapat support pada level US$ 2.175 dan resistance pada level US$ 2.256.
Menurut Fischer, prospek harga emas mengalami kenaikan yang signifikan di tengah kekhawatiran yang dirasakan oleh Fed dan pengaruh dolar AS yang menurun. "Para pelaku pasar diharapkan untuk memperhatikan perkembangan pasar dan berita terkini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News