Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas terus menanjak, salah satunya disebabkan eskalasi konflik di Timur Tengah usai Iran meluncurkan serangan rudal dan drone ke Israel pada Sabtu malam (13/4).
Mengutip dari Trading Ekonomi, harga emas naik 0,43% ke level US$ 2.388,04 per ons troi pada Rabu (17/4), pukul 20.30 WIB. Adapun kenaikan tersebut, turut mengerek harga penjualan emas Antam dalam tiga hari terakhir ini.
Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.321.000 per gram. Harga emas Antam itu tak berubah dari harga yang dicetak pada Selasa (16/4). Meski begitu, harga ini merupakan yang tertinggi sepanjang masa.
Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, kenaikan harga emas Antam karena mengikuti kenaikan harga emas dunia yang turut naik dan bertahan di atas US$ 2.000 per ons troi.
Ditambah lagi, Syarif bilang, saat ini emas menjadi banyak pilihan masyarakat dalam berinvestasi karena emas sebagai salah satu instrumen investasi yang memiliki sifat lindung nilai (safe haven).
Baca Juga: Harga Emas Terus Naik, Begini Efeknya ke Kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS)
Syarif mengatakan, emas merupakan komoditas yang menjadi kontributor terbesar penjualan ANTAM. Seperti yang tercermin pada capaian kinerja periode tahun 2023, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan ANTAM dengan proporsi 64%, terhadap total penjualan ANTAM dengan nilai penjualan sebesar Rp 26,12 triliun.
“Dengan kondisi tersebut dan tren kenaikan harga emas saat ini, kami meyakini pada tahun ini, emas akan menjadi komoditas yang memberikan kontribusi signifikan pada kinerja ANTM secara keseluruhan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/4).
Kendati begitu, Syarif menyebutkan, permintaan emas Antam saat ini berkurang sekitar 15% jika dibandingkan saat menjelang lebaran Idul Fitri. Namun, permintaan emas Antam tetap saja jauh lebih banyak sebelum pandemi Covid-19.
Syarif memprediksi permintaan emas Antam ke depannya masih cukup tinggi, dan harganya akan lanjut naik atau menguat. Mengingat kondisi geopolitik di Timur Tengah semakin memanas dan belum mereda.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, harga emas Antam naik karena harga emas dunia bertahan stabil di dekat US$ 2.380 per ons troi, pada Rabu (17/4).
Harga emas dunia naik lantaran pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell di Wilson Center di Washington. Plus permintaan safe-haven yang meningkat di tengah ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
“Powell mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada Selasa (16/4), dengan menyatakan bahwa kemajuan inflasi telah terhenti dan kebijakan moneter yang ketat akan memerlukan lebih banyak waktu agar bisa efektif,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (16/4).
Sutopo mengatakan, suku bunga yang lebih tinggi cenderung mengurangi daya tarik aset tanpa bunga seperti emas. Emas batangan didukung oleh pembelian bank sentral yang kuat dan permintaan safe-haven di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, setelah Israel mengatakan akan membalas serangan pesawat tak berawak Iran.
“Investor akan memantau pidato pejabat Federal Reserve minggu ini untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai arah kebijakan moneter,” ungkapnya.
Baca Juga: Harga Emas Antam Cetak Rekor Tertinggi, Masih Bisa Naik Lagi?
Sutopo mengatakan sentimen lainnya yang membuat harga emas Antam naik karena pelemahan rupiah yang terus terjadi hingga saat ini.
“JIka pelemahan ini terus berlanjut, dapat membuat harga emas lebih tinggi. Antam bisa saja mencapai US$ 1.400.000 dalam kuartal kedua ini,” imbuhnya.
Sutopo pun memprediksi harga emas dunia pada akhir kuartal II-2024 akan mencapai US$ 2.273 per ons troi. Sedangkan untuk akhir tahun 2024, diprediksi akan berada di US$ 2.341-US$ 2.500 per ons troi.
"Sentimen dari proyeksi tersebut yakni, seiring akan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga oleh bank sentral dunia," kata Sutopo.
Sementara untuk harga emas Antam, dia memprediksi kemungkinan akan menguat di kisaran Rp 1.388.000 - Rp 1.450.000 per gram, di akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News