kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Harga ekspor tinggi, penetapan harga batubara DMO tak berdampak besar


Senin, 26 Februari 2018 / 20:05 WIB
Harga ekspor tinggi, penetapan harga batubara DMO tak berdampak besar
ILUSTRASI. Batubara


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhir mencapai jalan tengah terkait penetapan harga batubara domestic market obligation (DMO) untuk kebutuhan pembangkit listrik. Meski banyak ditentang, penetapan harga ini dinilai analis justru bisa memberikan dampak positif ke emiten batubara.

Lantaran harga batubara sudah mencapai US$ 100 per ton, pemerintah berinisiatif untuk menetapkan harga batas atas dan batas bawah untuk harga batubara DMO khusus untuk keperluan listrik. Setelah perundingan panjang, Tim Perumus harga batubara DMO ini menetapkan harga batubara untuk keperluan listrik dalam negeri di kisaran US$ 65-US$ 70 per ton.

Meskipun lebih rendah dibanding usulan dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) sebesar US$ 85 per ton, analis Trimegah Sekuritas Sandro Sirait melihat penetapan harga batubara DMO ini akan memberikan dampak yang cenderung netral terhadap kinerja emiten batubara.

"Dampaknya saya rasa tak akan terlalu buruk karena harga ekspor saat ini sudah cukup tinggi," ujarnya kepada KONTAN, Senin (26/2).

Walau begitu, Sandro tak memungkiri penetapan harga batubara DMO ini bakal memberikan dampak ke bottom line emiten batubara. Ia memperkirakan, perubahan harga jual batubara di dalam negeri ini bisa memberikan dampak sebesar 10% ke bottom line emiten batubara, seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang memiliki persentase DMO sekitar 15%-20% dari total produksinya.

Dampak paling besar nampaknya bakal dirasakan oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA). Pasalnya, sekitar 56,6% dari total penjualan anak usaha holding pertambangan ini dijual ke Grup PLN.

Di sisi lain, emiten batubara diperkirakan masih bisa menutup potensi kerugian yang timbul karena penetapan harga batubara DMO ini melalui penjualan ekspornya. "Pendapatan dari penjualan batubara ekspor sekitar 17% lebih tinggi sehingga masih bisa menutup harga jual domestik," terang Sandro.

Meski memberikan dampak negatif untuk jangka pendek, ia justru memandang penetapan harga batas bawah dan batas atas batubara ini justru bisa memberikan dampak positif untuk jangka panjang. Penetapan harga DMO batubara ini justru mengurangi risiko ketidakpastian harga. Dengan begitu, emiten batubara masih bisa meraup keuntungan lebih ketiga harga jual batubara global tengah melemah.

Sandro melihat saham ADRO dan PTBA masih cukup menarik. Ia merekomendasikan buy saham ADRO dengan target harga Rp 3.000 per saham dan buy saham PTBA dengan target harga Rp 3.800 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×