kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO turun lebih dari 12% dalam sepekan, simak rekomendasi sahamnya


Rabu, 16 Juni 2021 / 07:40 WIB
Harga CPO turun lebih dari 12% dalam sepekan, simak rekomendasi sahamnya


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) turun drastis dan tembus ke bawah level RM 4.000 per ton sejak pertengahan pekan lalu. Berdasarkan data Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 per 15 Juni 2021 berada di level RM 3.583 per ton.

Dengan kata lain, dalam sepekan terakhir, harga CPO sudah turun 12,39% dari level sebelumnya di RM 4.090 per ton. Sementara jika dibandingkan dengan harga tertinggi CPO tahun ini, yakni RM 4.457 per ton pada 18 Mei 2021, harga saat ini mencerminkan penurunan hingga 19,61%.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, penurunan drastis yang terjadi pada harga CPO disebabkan oleh adanya kemungkinan Amerika Serikat untuk mengurangi produksi biodiesel pada kuartal ketiga 2021. Selain itu, pergerakan dari harga minyak nabati substitusi yang berasal dari tanaman kedelai ikut memberikan pengaruh terhadap penurunan harga CPO tersebut.

"Dalam jangka pendek, kami melihat potensi penurunan masih dapat terjadi seiring dengan potensi turunnya permintaan dari negara konsumen utama CPO, yaitu India dan China," kata Okie saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/6). Selain siklus permintaan yang memang tengah menurun, potensi berkurangnya permintaan CPO ini juga terjadi karena adanya tekanan lockdown dari India.

Baca Juga: Optimistis kinerja moncer, Sinar Mas Agro (SMAR) targetkan produksi tumbuh 8% di 2021

Lebih lanjut, Okie menjelaskan bahwa penurunan harga CPO juga memberikan efek pada penurunan harga saham para produsen CPO. Sebagai contoh, dalam tiga hari ke belakang, saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) sudah merosot lebih dari 6%. "Kami melihat penurunan ini dapat berlangsung dalam jangka waktu pendek maupun menengah," ucap Okie.

Meskipun begitu, saat ini, Pilarmas Investindo Sekuritas belum mengubah pandangannya terhadap sektor perkebunan di tahun ini. Untuk jangka panjang, Okie masih merekomendasikan buy untuk saham-saham sektor perkebunan.

Investor yang telah membeli saham LSIP di area Rp 940-Rp 1.030 per saham dapat memerhatikan dengan ketat apabila terjadi indikasi pembalikan arah ke area tersebut. Menurut Okie, investor dapat memanfaatkannya sebagai momentum averaging down.

Sebagai informasi, averaging down adalah keputusan membeli saham yang sama yang telah dimiliki sebelumnya ketika harganya sedang turun. Per perdagangan Selasa (15/6), saham LSIP berada di level Rp 1.110 per saham.

Baca Juga: CPO Malaysia: Stok Mei Naik Tipis, Produksi Meningkat, Ekspor Menurun

Kemudian, untuk AALI, Okie melihat adanya potensi penurunan menuju level Rp 6.800-Rp 7.825 per saham dalam jangka waktu pendek maupun menengah. Akan tetapi, untuk AALI, ia menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu.

Sementara untuk SIMP, Okie memperkirakan potensi penurunannya sedikit lebih terbatas. Alhasil, momentum penurunan ini juga dapat dijadikan momentum averaging down apabila investor telah memiliki sahamnya.

Baca Juga: Pungutan ekspor CPO turun, kinerja produsen bisa lebih baik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×