kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,03   17,68   1.93%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO terjegal pajak ekspor Malaysia


Senin, 16 Maret 2015 / 20:09 WIB
Harga CPO terjegal pajak ekspor Malaysia
ILUSTRASI. Aplikasi The New BNI Mobile Banking.


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah turun. Rencana Malaysia untuk pemberlakuan pajak ekspor untuk CPO dan perkiraan penurunan permintaan dari Negara importir CPO memukul harga CPO

Bloomberg mencatat, Senin pukul 18.00 WIB, harga CPO pengiriman Juni 2015 di Malaysia Derivatives Exchange turun 1,65% menjadi RM 2.199 per metrik ton. Sementara selama sepekan harga turun 2,48%.

Mengutip Bloomberg, pemerintah Malaysia akan memberlakukan pajak ekspor yang pertama dalam 8 bulan terakhir. Departemen Bea dan Cukai Malaysia menyatakan, akan mengenakan pajak ekspor 4,5% untuk komoditas CPO pada bulan April tahun ini. 

Analis PT Fortis Asia Futures, Deddy Yusuf Siregar menilai pengenaan pajak ekspor CPO berpengaruh  terhadap penurunan harga. Penurunan harga CPO turut disumbang dari faktor eksternal

Dari faktor eksternal, melimpahnya stok kedelai yang menurut data Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan tumbuh 35% pada tahun ini turut menurunkan harga kedelai.

Pasalnya permintaan CPO bisa turun karena tergantikan minyak kedelai. 

Penyerapan CPO di Indonesia untuk keperluan biofuel  dinilai masih lemah. Perlu diketahui pemerintah kemarin (16/3) menargetkan untuk menelurkan kebijakan yang menyebutkan penggunaan bahan bakar nabati atau biofuel harus ditambah sampai dengan 20% demi menghemat devisa impor solar.

Selain itu melemahnya ekonomi China berdampak pada turunnya penyerapan CPO. “Melemahnya ekonomi China tentu berdampak pada turunnya permintaan CPO,” kata Deddy. 

Deddy memproyeksikan harga CPO masih berada dalam tren penurunan selama harga minyak turun dan permintaan terhadap CPO juga rendah. “Harga CPO akan ikut arus, dan akan melemah hingga semester 1 tahun ini,” kata dia.

Apalagi spekulasi yang beredar di pasar saat ini menyebutkan bahwa pemerintah India membatasi pembelian dari luar negeri. Belum lagi, India juga akan menaikkan pajak impor CPO sebesar 10%. “Akibatnya importir menahan diri akibat dari stok yang masih tinggi dan permintaan atas CPO yang sedang turun,” kata Deddy

Analis MNC Securities, Dian Agustina memprediksi harga CPO masih dalam trend melemah. “Saat ini belum ada sentiment positif yang mendukung maka tren pelemahan bisa berlanjut,” kata dia.

Secara teknikal, Deddy memaparkan harga bergerak tajam di bawah moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Relative strength index (RSI) bergerak turun di level 46. Stochastic ikut bergerak turun di level 15. Sementara itu moving average convergence divergence (MACD) di area minus 4.

“Peluang turun masih tajam, ada peluang harga akan coba ke level US$ 2.091 per metrik ton,” katanya.

Deddy memprediksi hari ini harga CPO berada di kisaran RM 2.150 – RM 2.250 per metrik ton. Sementara selama sepekan harga  berada di kisaran RM 2,100 – RM 2,250.

Sedangkan Dian memprediksi hari ini harga CPO berada di kisaran RM 2.150 – RM 2.200 per metrik ton . Sementara selama sepekan harga berada di kisaran RM 2.120 – RM 2.250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×