Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus melanjutkan tren positif. Pada perdagangan hari ini, Rabu (30/12), harga CPO kontrak pengiriman Maret yang diperjualbelikan di Bursa Malaysia Derivative Exchange berada di level RM 3.566 per ton.
Bahkan, sebelumnya harga CPO sudah sempat menyentuh level tertingginya pada hari ini, yakni RM 3.593 per ton. Walau sedikit terkoreksi, harga tersebut merupakan harga CPO tertinggi dalam 8,5 tahun terakhir.
Salah satu faktor yang ikut mendorong kenaikan harga CPO adalah turut naiknya harga kontrak minyak kedelai serta minyak mentah dunia. Di satu sisi, permintaan terhadap CPO yang mulai pulih tidak diseimbangi oleh kondisi pasokan yang relatif ketat dalam beberapa waktu terakhir.
“Output kemungkinan besar masih akan tertekan seiring adanya La Nina yang mengakibatkan peningkatan curah hujan di Malaysia dan Indonesia. Hal ini akan menyebabkan semakin ketatnya pasokan minyak sawit yang akan berdampak pada penguatan harga CPO memasuki tahun 2021,” ujar ketua Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) Datuk Ahmad Jazlan Yaakub.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham untuk tahun 2021 ini di tengah pemulihan ekonomi
Berdasarkan data terbaru MPOB, terlihat bahwa stok minyak sawit pada November mengalami penurunan menjadi 1,56 juta ton, atau terendah sejak Juni 2017. Lalu dari sisi produksi CPO untuk periode yang sama pun juga turun menjadi 1,49 juta ton, terendah sejak Maret.
Sementara itu, dalam laporan terbarunya, Fitch menyebut harga CPO yang sudah terlalu tinggi justru akan berpeluang terkoreksi pada tahun depan. Terlebih, pada 2021 output Indonesia diperkirakan juga akan membaik.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan pada tahun depan, harga CPO masih akan cukup baik, hanya saja rentangnya kemungkinan akan lebih lebar.
Baca Juga: Kemendag jamin stok kedelai untuk kebutuhan industri tahu dan tempe mencukupi