Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) melaju untuk pertama kali dalam empat hari terakhir. Kekhawatiran cuaca kering di Amerika Selatan bakal memangkas hasil panen kedelai, telah menjadi pemicu kenaikan harga minyak sawit. Ini lantaran, jika panen kedelai seret, maka bisa berdampak surutnya suplai minyak nabati global.
Kontrak CPO untuk pengiriman April di Malaysia Derivatives Exchange sempat maju 1,4% ke posisi RM 3.171 atau setara US$ 1.014 per metrik ton, sebelum bergulir ke level RM 3.165 pada pukul 17.11 waktu Kuala Lumpur.
Kemarin, Somar Meteorologia memprediksikan, tanaman jagung dan kedelai di selatan Brazil akan dirugikan akibat berlanjutnya cuaca kering dalam 10 hari mendatang. "Jika cuaca benar-benar buruk, maka pasar minyak sawit mungkin akan tersokong. CPO juga mendapat keuntungan dari penurunan tajam harga minyak kedelai dalam beberapa sesi terakhir," kata Chandran Sinnasamy, kepala trader LT International Futures Sdn., di Kuala Lumpur.
Minyak kedelai yang merupakan substitusi minyak sawit, sudah jatuh 4,2% dalam tiga hari yang berakhir 13 Januari. Tapi, hari ini, kontrak minyak kedelai untuk pengiriman Maret sudah bergerak naik 1,5% menjadi 51,02 sen per pound di Chicago Board of Trade.
Namun, Chandran bilang, penguatan harga CPO akan terbatas, sebab permintaan minyak nabati untuk festival sudah berakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News